Menurut kurator seni istana Mikke Susanto, belakangan pemerintah mengelompokkan lukisan-lukisan yang terserak di enam istana kepresidenan dengan tema-tema khusus. Istana Yogyakarta berkonsep Nasionalisme, Istana Bogor berkonsep Romantika Indonesia Nusantara, Istana Tampaksiring di Bali berkonsep tradisi dan Istana Cipanas bertema memorabilia antarnegara maupun kenang-kenangan sejak zaman Sukarno.

“Istana di Jakarta tidak ada temanya, karena lebih banyak dipakai untuk kantor, jadi tergantung selera Presiden saja,” kata Mikke.

Sebenarnya, selain menyimpan 441 lukisan, Istana Yogyakarta alias Gedung Agung juga menyimpan barang seni lain setelah zaman Presiden Soekarno.

“Kalau di era Bung Karno karena beliau suka lukisan jadi mengoleksi banyak lukisan, nah Pak Harto suka gamelan jadi ada koleksi gamelan komplit di sini, ada juga ukir-ukiran dari Jepara dan berbagai cinderamata dari luar negeri yang dikumpulkan selama 32 tahun termasuk nekara langka dari Presiden Singapura Lee Kuan Yew,” kata staf museum Istana Yogyakarta Kurniawan Yudhistira.

Peletakan lukisan pun disesuaikan dengan selera Presiden atau orang dekat Presiden saat itu. Misalnya Ibu Ani Yudhoyono kurang suka dengan lukisan-lukisan wanita maka menggantinya dengan lukisan pemandangan alam seperti lukisan Pemandangan Gunung Merapi karya Basoeki Abdullah yang dipajang di ruang Sudirman.

Artikel ini ditulis oleh: