Jakarta, Aktual.co — Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan ia mengharapkan Eropa dapat memberikan dana untuk membantu usahanya bagi satu perdamaian  dengan gerilyawan kiri setelah setengah abad konflik.
Dalam kunjungan singkat lima hari ke enam negara Eropa pekan depan, Santos akan melobi bagi pembentukan satu dana Eropa untuk periode pasca-konflik seandainya pemerintahnya mencapai satu perjanjian dengan pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).
“Ini adalah konflik terlama di dunia Barat,” kata Santos satu wawancara di istana kepresidenan di Bogota. 
“Jika kami berhasil mencapai perdamaian, itu akan memiliki dampak jauh di luar perbatasan-perbatasan Kolombia.” Pemimpin berhaluan kanan-tengah itu diperkirakan akan membicarakan keberhasilan-keberhasilan yang dicapainya dalam dua tahun perundingan perdamaian dengan FARC apabila ia bertemu dengan para sejawatnya di Belgia, Inggris,Prancis, Jerman,Portugal dan Spanyol.
Perundingan-perundingan perdamaian yang diselenggarakan di Kuba itu tanpa gencatan senjata di lapangan telah secara prinsip mencapai satu kesepakatan tentang perlunya menumpas perdagangan narkoba– satu seruan yang harus disampaikan di Eropa.
“Kolombia merupakan pemasok kokain dunia selama 35-40 tahun belakangan ini,” kata Santos.
Ia bermaksud akan meminta mitra-mitra Eropa meningkatkan investasi-investasi mereka bagi tanaman pengganti koka, tanaman yang jadi bahan untuk narkoba dan merupakan sumber utama pendapatan bagi banyak petani di negara pegunungan Andes itu.
Kami memiliki satu masalah citra, itu pasti. Tetapi fakta berbicara sangat keras mengenai evolusi kami,” kata Santos.
Pemimpin ekonomi terbesar keempat Amerika Latin itu, dengan 47 juta jiwa penduduk dan diperkirakan mencatat pertumbuhan ekonom lima persen tahun ini, juga berencana meminta para investor asing memberikan dana bagi proyek-proyek ekonomi untuk membantu para bekas pemberontak berintegrasi dalam masyarakat dan mendapatkan pekerjaan.
Salah satu dari tantangan-tantangan yang Santos hadapi, meyakinkan pemberontak tidak bergabung dengan geng-geng perdagangan narkoba, seperti banyak dilakukan para petempur paramiliter yang berhaluan kanan lakukan.
Para petempur sayap kanan juga memain satu peran dalam konflik Kolombia, yang telah menewaskan 220.000 orang dan menyebabkan lebih dari lima juta orang terlantar dalam 50 tahun, kata data resmi.