Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengecam komentar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik yang bernada menghina BUMN lainnya, PT PGN Tbk (Persero).

Yusri menilai, sebagai CEO dari BUMN terbesar dalam sektor energi, komentar Massa Manik sangat tidak etis dan dan terkesan arogan. Padahal kinerja Pertamina sendiri tidak bagus amat-amat.

“Apalagi komentar itu diucapkan Massa Manik di depan mahasiswa. Perlu diketahui, di bawah Massa Manik saat ini Pertamina telah merugi Rp 19 triliun dan elpiji 3 kg mengalami kelangkaan,” kata dia di Jakarta, Jumat (15/12).

Yusri menambahkan, fakta tersebut merupakan kado pahit bagi Pertamina yang berulang tahun pada 10 Desember lalu. Memasuki usia 60 tahun, harusnya Massa Manik lebih mengevaluasi kinerja Pertamina secara keseluruhan ketimbang menghina BUMN lainnya.

Pertamina sendiri dianggap telah menyulitkan masyarakat kecil lantaran kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg. Yusri pun curiga bahwa ucapan Massa Manik hanya digunakan untuk menutupi kekurangan Pertamina saja.

Hal yang sama pun terjadi saat pihak Pertamina sengaja menyebar luaskan ucapan selamat dari Presiden Joko Widodo atas hari jadi Pertamina yang ke-60, pada beberapa waktu lalu.

Menurut Yusri, hal tersebut nantinya justru membuat publik akan mengira bahwa kerugian sebesar Rp 19 Triliun dan kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg adalah murni kesalahan dari Jokowi.

“Saya lihat beberapa kali tayang di televisi swasta. Ini seolah ingin mempersepsikan ke publik bahwa kerugian operasional Pertamina sebanyak Rp 19 triliun akibat kesalahan lemerintah, termasuk soal tidak mengoreksi harga jual premium, BBM satu harga, dan pembatasan alokasi subsidi elpiji 3 kg,” kata dia.

“Itu sama saja memojokkan posisi Presiden Jokowi. Sudah dapat diduga ucapan selamat HUT Pertamina dari Presiden demi pencitraan Massa Manik,” ujar Yusri.

Pendapat Yusri, publik lebih ingin mendengar pernyataan Massa Manik dalam langkah efisiensi, bukan malah mengecilkan BUMN lain khususnya PGN.

“Pernyataan Massa Manik itu bisa menghambat Kementerian BUMN dalam melakukan pembentukan BUMN holding migas. Kalaupun terbentuk akan terjadi friksi yang tajam sesama BUMN. Ini sama saja Massa Manik melawan Jokowi dan Menteri Rini Soemarno secara frontal,” tegas dia.

Sebelumnya, di depan wisudawan IPMI International Business School Jakarta pada Rabu (13/12), Massa Manik berkomentar bahwa dirinya tidak berminat terhadap rencana holding migas yang tengah disusun Kementerian BUMN.

“Sekalipun PGN bergabung dengan Pertamina itu tidak akan banyak membantu. Mereka terlalu kecil. Saya dapat menunjuk seorang VP (vice president) untuk mengelola perusahaan itu. Saya tidak sedang bercanda,” ucap Massa Manik.

Komentar Massa Manik tersebut, imbuh Yusri, bisa akan menurunkan kinerja holding migas BUMN yang akan segera dibentuk. Kemudian, fakta lain yang terjadi saat ini adalah konsidi keuangan Pertamina sangat memprihatikan dalam menyumbang laba untuk pemerintah, kalah dibandingkan dengan PT Telkom Indonesia Tbk.

“Masa Manik jangan malu belajar kepada direksi Pertamina lama yang berhasil mencetak laba besar disaat semua NOC diseluruh dunia banyak melakukan PHK terhadap karyawannya,” ucap dia.

Yusri menegaskan, kalau presiden tidak cepat melakukan langkah evaluasi terhadap kinerja Massa Manik maka bisa dipastikan hal itu akan memengaruhi kinerja dan prestasi pemerintah di mata publik.

Pewarta : Teuku Wildan A.

 

Foto Tribunnews

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs