Jakarta, Aktual.co — Akhir-akhir ini mungkin Anda sering sekali mendengar kasus bullying yang menjadi sorotan publik dari berbagai negara bahkan kalangan, dan bahkan sudah merambah ke berbagai kalangan pendidikan. Survey Latitude News terhadap 40 negara menempatkan negara Indonesia di posisi kedua setelah Jepang sebagai negara dengan kasus bullying terbanyak. Urutan berikutnya AS dan Kanada, Finlandia, dan Korea Selatan.
Bullying merupakan tindakan yang sangat berbahaya dan tidak boleh ditiru, karena membawa dampak traumatik luar biasa pada korbannya. Meski memiliki pengertian yang berbeda-beda di setiap negara, secara umum bullying bisa diartikan sebagai penindasan sekelompok orang atau perseorangan terhadap seseorang.
Sebenarnya bentuk penindasan sangatlah berbeda, mulai yang paling ringan berupa intimidasi atau teror perkataan, hingga penyiksaan secara fisik seperti yang dulu sering terjadi di sekolah atau kampus saat ada siswa atau mahasiswa baru. Belakangan, bullying juga mulai marak dilakukan melalui media sosial.
Trauma yang dialami korban bullying bisa mengakibatkan korban nekat melakukan buhuh diri, karena tak kuat menerima perlakuan bullying.
Dalam rangka memperingati Hari Anak Universal yang jatuh pada tanggal 20 November setiap tahunnya, akan ada serangkaian acara “Festival Hari Anak: Melawan Bullying”. Acara tersebut akan diisi dengan Seminar dan Bedah Film tentang Bullying. Kampanye Anti Bullying, dan Kompetisi Film Pendek yang diselenggarakan BEM FISIP Universitas Indonesia. Dengan mengusung tema “Melawan Bullying”, acara ini diadakan untuk pertama kalinya di FISIP Universitas Indonesia dan ditujukan terutama kepada siswa atua siswi yang masih berada pada bangku sekolah.
Bullying seperti sebuah koin yang memiliki dua sisi, di satu sisi bullying dapat menjadi postif ketika tindakan bullying diterima dan menjadikannya sebagai suatu bagian dari proses pendewasaan, namun bullying akan menjadi sebuah masalah ketika tidak semua individu bisa menerima konflik pergesekan nila-nilai secara terbuka.
Hal yang paling mungkin adalah individu yang mengalami tindakan bullying akan merasakan dampak psikologis seperti menjadi rendah diri dan tertutup sehingga berusaha menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal ini diperparah jika individu tersebut mengalami trauma psikologis.
“Luka fisik lebih cepat sembuh, tetapi luka hati berupa trauma psikis bisa jadi permanen,” kata Ketua Lembaga BEM FISIP UI, Bara Lintar Sanggabuana, di Jakarta, beberapa hari yang lalu.
Oleh karena itu, dengan adanya acara “Festival Hari Anak: Melawan Bullying” ini bermaksud untuk menyuarakan seluas-luasnya mengenai bahaya bullying dan mengajak teman-teman untuk bersama-sama melawan bullying. Selain itu, akan ada pula Penandatanganan Petisi yang merupakan bentuk komitmen dan janji untuk bersama-sama memerangi bullying di Indonesia, khususnya di dalam duinia pendidikan yang masih sangat marak. Petisi ini nantinya akan digunakan sebagai bahan kampanye yang akan dilakukan pada hari kedua rangkaian kegiatan Festival Hari Anak.
Acara “Festival Hari Anak: Melawan Bullying” ini akan diadakan pada 29 November 2014 bertempat di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI DEPOK.
Sedangkan, untuk kampanye akan diadakan pada 30 November 2014 di Car Free Day Sudirman, Jakarta, dan untuk kompetisi Film pendek pendaftaran dibuka mulai 1 Oktober 2014 hingga 15 November 2014. Acara ini akan menghadirkan Kemendikbud, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Psikolog anak sebagai pembicara. Chelsea Islan akan turut hadir sebagai bintang tamu dalam acara “Festival Hari Anak: Melawan Bullying”.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan buka festivharianak.tumblr.com dan follow twitter nya di @FestivHariAnak.

Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Disclaimer
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.