Dewan Keamanan PBB, yang kini dipimpin oleh China, akan menggelar rapat darurat pada Rabu atas permintaan Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
Para diplomat sendiri mengaku kecewa dengan China karena tidak menerapkan sanksi yang cukup keras untuk negara itu, dengan menolak menerapkan embargo minyak, larangan masuk bagi maskapai Korea Utara, atau sanksi kepada bank yang beroperasi di negara yang sama.
Pada 2015, PBB memperkirakan ada lebih dari 50.000 warga Korea Utara yang bekerja di luar negeri, sebagian besar di China dan Rusia, sehingga mendatangkan devisa bagi Pyongyang.
Selain itu, Korea Utara juga menggunakan sebuah truk dari China, yang sebenarnya dijual untuk urusan pertambangan namun kemudian diubah kegunaannya untuk kepentingan militer, untuk memindahkan rudal pada Selasa.
Trump mengisyaratkan bahwa dirinya hampir kehilangan kesabaran terhadap China.
“Mengecewakan melihat China dan Rusia masih meminta semua pihak untuk menahan diri, meski sekutu mereka, Korea Utara, dengan jelas tidak menahan diri dengan terus mengembangkan ICBM berhulu ledak nuklir,” kata Daniel Russel, mantan diplomat tertinggi Washington untuk kawasan Asia Timur.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby