Jakarta, Aktual.co — Korea Utara menuduh Korea Selatan dengan sengaja merusak usaha-usaha meredakan ketegangan dan memperingatkan bahwa prospek-prospek bagi dimulainya kembali dialog tingkat pejabat tinggi antara kedua negara suram.
Korut melalui KCNA mengecam Korsel dan menawarkan versinya bagi perundingan-perundingan militer yang rahasia berakhir dengan kebuntuan.
Perundingan-perundingan itu bertujuan untuk membahas ketegangan yang meningkat akibat dua insiden melibatkan baku tembak singkat di perbatasan darat antar-Korea dan perbatasan-perbatasan maritim.
Setelah pertemuan di desa perbatasan Panmunjom, Korsel mmengeluarkan satu pernytaan singkat bahwa kedua pihak telah mengutarakan sikap-sikap mreka tetapi gagal mempersempit perbedaan-perbedaan.
Pesan yang disampaikan KCNA itu mengatakan Korut terpaksa mengirim tiga permintaan bagi satu pertemuan sebelum Korsel menyetujuinya, dan mengatakan usul aslinya bagi pertemuan dengan Penasehat Keamanan Nasional Kim Kwan-Jin ditolak.
Korut juga mengeluhkan bahwa Korsel pada awalnya menegaskan tetap merahasiakan perundingan itu, tetapi kemudian memilih membukanya pada publik.
“Sikap pihak Korsel mengecilkan hati pihak Korut dan membuatnya marah,” kata KCNA.
Dalam perundingan itu, Korut meminta Korsel melakukan tindakan untuk mencegah para pegiat meluncurkan selebaran-selebaran anti-Pyongyang yang dibawa oleh balon-balon rakasa melintas masuk ke dalam perbatasannya.
Seoul menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki landasan hukum untuk melarang peluncuran selebaran itu, satu tanggapan yang KCNA sebut sebagai “satu olok-olok dan penghinaan.” 
Penyebaran selebaran-selebaran Jumat lalu memicu baku tembak senapan mesin di lintas perbatasan darat yang dijaga ketat itu setelah militer Korut berusaha menembak jatuh balon-balon raksasa milik para pegiat.