Jakarta, Aktual.com – KPK mengungkapkan itikad baik dari pimpinan KPK, Nawawi Pomolango, yang mengingatkan putra Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, saat menggunakan telepon seluler dalam penerbangan Garuda Indonesia justru direspons negatif.

“Itikad baik mengingatkan yang bersangkutan itu justru direspons negatif bahkan yang bersangkutan sempat mengatakan: Kamu siapa? dan mengatakan pada Pak Nawawi saat itu, bahwa ia sedang bersama dengan salah satu wakil ketua Komisi dari DPR,” ucap Plt Juru Bicara, Ali Fikri, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (14/8).

Hal tersebut dia katakan sebagai respons atas insiden dalam penerbangan Garuda Indonesia GA 643 rute Gorontalo-Makassar-Jakarta pada Rabu (12/8).

Saat itu, kata Fikri, Nawawi tidak mengetahui nama atau dengan siapa dia bicara itu, namun memutuskan untuk mengingatkan penumpang itu agar mematuhi aturan yang berlaku di penerbarangan.

“Nawawi juga tidak pernah berharap ia didengar karena ia adalah pimpinan KPK. Namun, harapannya siapapun penumpang yang mengingatkan penumpang lain, seharusnya tidak direspons secara negatif karena hal itu adalah untuk kepentingan bersama,” katanya.

Lebih lanjut, Fikri memutuskan dalam konteks insiden yang terjadi pada penerbangan itu, Nawawi pada saat itu sedang dalam perjalanan dinas atau penugasan dari KPK.

“Namun, posisi Pak Nawawi untuk mengingatkan penumpang lain saat itu lebih bertindak sebagai salah satu penumpang yang menyadari ada aturan di penerbangan yang wajib dipatuhi oleh siapapun, tidak peduli Anda pejabat negara ataupun tidak,” ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, ada aspek keselamatan seluruh penumpang yang juga perlu diperhatikan sehingga Nawawi saat itu menyampaikan saran pada salah satu penumpang penerbangan Garuda Indonesia yang sedang berbicara melalui telepon seluler.

“Padahal saat itu pesawat sedang mengisi bahan bakar saat transit di Makassar dan telah ada imbauan dari petugas di pesawat baik melalui audio ataupun secara langsung agar menonaktifkan telepon genggam,” kata dia. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: As'ad Syamsul Abidin