Krisis Air Hantui Warga Jakarta
Sumarna (60), mengeluhkan debit air sumur sedalam 12 meter di rumahnya ikut surut
imbas kemarau panjang. Ayah satu anak itu beberapa kali menumpang mandi ke rumah kakaknya di Cililitan.
imbas kemarau panjang. Ayah satu anak itu beberapa kali menumpang mandi ke rumah kakaknya di Cililitan.
“Biasanya saya nyalain mesin pompa dari malam sampai pagi. Itu juga yang keisi paling seember,” katanya.
Bahagia benar Sumarna saat membawa pulang dua ember besar dan satu kaleng bekas cat berisi air bersih bantuan pemerintah. Tapi pemakaian air terpaksa dijatah sehari satu ember.
“Alhamdulillah banget dah (dapat bantuan air bersih). Paling sehari satu ember biar awet,” katanya.
Sumarna menyebutkan kedalaman sumur air tanah milik warga yang dilanda krisis rata-rata hanya berkisar 12 hingga 15 meter. Kontur lahan yang relatif lebih tinggi dari kawasan sekitar membuat air di dalam tanah tidak terjangkau mesin sedot.
“Apalagi diperparah sama kemarau panjang. Tapi baru tahun ini air tanah saya benar-benar kering,” katanya.
Ketua RW 03 Bambu Apus, Hermansyah
mengungkapkan kawasan di RT 02 sangat minim lahan terbuka hijau untuk serapan air saat musim hujan. Dalam sepuluh tahun terakhir, kawasan Bambu Apus telah dipadati rumah tinggal hingga perkantoran.
mengungkapkan kawasan di RT 02 sangat minim lahan terbuka hijau untuk serapan air saat musim hujan. Dalam sepuluh tahun terakhir, kawasan Bambu Apus telah dipadati rumah tinggal hingga perkantoran.
Populasi yang cenderung padat memaksa penduduk setempat saling berebut pasokan air dari dalam tanah. Sebab baru separuh warga yang kini terdata sebagai pelanggan perusahaan air minum (PAM).
“Kalau bisa sih kita mau minta tandon (kolam retensi). Biar saat hujan ada cadangan airnya,” katanya.
Namun permintaan tersebut tidak kunjung terealisasi akibat lahan yang terbatas untuk dibebaskan pemerintah.
Kondisi keterbatasan lahan terbuka hijau (RTH) ditepis Lurah Bambu Apus Dodo Supendi. Tercatat dari total 310 luas wilayah kelurahan setempat, masih tersisa 40 lahan kosong untuk kebutuhan RTH.
Kawasan paling timur di Jakarta Timur ini dihuni tidak kurang dari 29.000 jiwa penduduk dengan tingkat kepadatan sekitar 9.133 jiwa per kilometer persegi.
Pemerintah Kota Jakarta Timur bahkan merencanakan pembangunan kolam retensi pada 2020 bagi kebutuhan resapan air di kala musim hujan atau cadangan air di saat kemarau panjang.
Kolam retensi itu rencananya menempati lahan seluas 5.000 meter persegi milik Dinas Kehutanan DKI di RT 01 RW 01 yang berjarak sekitar satu kilometer dari RT 02 RW 03 Bambu Apus.
“Komposisinya 40 persen buat taman dan 60 persen kolam retensi,” katanya.
Bila proyek tersebut terealisasi, maka kolam retensi di dekat SDN 01 itu akan menjadi yang perdana di Bambu Apus.
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Disclaimer
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.