Sejumlah pelajar berangkat sekolah menggunakan perahu tradisional menembus kawasan yang diselimuti kabut asap di Sungai Ogan, Palembang, Sumsel, Jumat (4/9). Sejumlah daerah di Sumatera Selatan terkena kabut asap dampak kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di beberapa wilayah di Sumatera. Tercatat terdapat 999 titik api (hotspot) di Sumatera yang terpantau melalui Satelit AQUA/TERRA MODIS milik BMKG. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/kye/15

Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan Indeks Kualitas Udara (PM 10) di Palembang masih menunjukkan kategori berbahaya pada Jumat (9/10) kemarin pukul 19.00 WIB.

Disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, warga Palembang sangat terpapar asap kebakaran.

“Tercatat lebih dari 83.000 warga menderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA),” ujar dia, dalam keterangan tertulis yang diterima Aktual.com, Sabtu (10/10).

Dibeberkan dia, saat ini Satuan Tugas Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Asap terus mengupayakan pemadaman, baik darat dan udara. Personel gabungan berjumlah 3.694 berjibaku memadamkan api dan asap hingga kini.

“Mereka terkonsentrasi di Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin,” ucap dia.

Di Sumatera Selatan, kata dia, hutan dan lahan yang terbakar seluas 221.704 hektar. Luasnya wilayah terbakar dan lahan gambut merupakan tantangan dalam pemadaman api dan asap. Pemadaman juga terkendala cuaca kering, awal potensial dan air yang terbatas.

“Sedangkan perkiraan kemarau baru akan berakhir November 2015,” kata dia.

Satgas Penegakan Hukum melaporkan 34 kasus dengan rincian 24 orang dan 4 korporasi dengan status tersangka, dan 14 kasus pada tingkat penyidikan. Polisi dan PPNS Kemen LHK masih terus memburu para pembakar. “Diperkirakan terus bertambah apalagi banyak lahan-lahan perkebunan perorangan dan swasta yang luas terbakar,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang