Sampit, Aktual.com – Kabut asap yang menyelimuti Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dalam beberapa hari terakhir jauh berkurang, namun kualitas udara justru memburuk menjadi sangat tidak sehat.

“Indeks standar pencemaran udara Kota Sampit pada 9 dan 10 Oktober 2015 sebesar 291,84 dengan kategori sangat tidak sehat,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kotawaringin Timur Suparman di Sampit, Sabtu (10/10).

Kualitas udara pada Jumat (9/10)dan Sabtu ini menurun dibanding dua hari sebelumnya. Pada Rabu (7/10) dan Kamis (8/10), kualitas udara Sampit berada dilevel tidak sehat, dengan takaran indeks standar pencemaran udara 186,25. Sebelumnya, kualitas udara Sampit sempat berada pada level berbahaya dengan takaran 319,79.

Asap cukup pekat biasanya terjadi pada pagi dan sore hari. Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, jarak pandang pada Sabtu pukul 07:00 WIB hanya 80 meter, kemudian meningkat menjadi 1.500 meter pada pukul 09:00 WIB. Namun pukul 16:00 WIB jarak pandang kembali berkurang yakni hanya menjadi 700 meter.

Asap pekat yang terkadang masih muncul ini diperkirakan akibat masih ada kebakaran lahan di sekitar Sampit. Dugaan lain, kondisi ini diperparah oleh asap kiriman dari daerah lain akibat dibawa angin.

Hot spot atau titik panas yang terpantau di Kotim pada pukul 05:00 WIB sangat tinggi yakni 105 titik, namun pada pukul 16:00 WIB turun drastis menjadi 7 titik. Sebaran titik panas terpantau di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang 1 titik, Pulau Hanaut 4 titik dan Teluk Sampit 2 titik.

Titik panas cukup tinggi justru terpantau di kabupaten tetangga yaitu Seruyan sebanyak 54 titik, sedangkan di Kabupaten Katingan hanya ada 3 titik. Dua kabupaten ini merupakan daerah pemekaran dari Kotim sehingga jaraknya sangat dekat.

Artikel ini ditulis oleh: