Deli Serdang, Aktual.com – Komisi IV DPR RI dipimpin Daniel Johan didampingi 16 orang anggota melakukan kunjungan spesifik ke Balai Karantina Pertanian (BPK) Kelas II Medan di Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, belum lama ini.

Dalam kunjungan itu, Komisi IV DPR menemukan sekaligus memusnahkan 6.295 butir kecamba dan 13.374 tanaman benih kelapa sawit yang tumbuh kembangnya tidak baik karena terkena penyakit Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Golongan I. Pemusnahan ini dilakukan dengan menggunakan incinerator di bagian belakang kantor.

“Saya mengapresiasi kerja Badan Karantina Pertanian (BPK) yang telah berhasil menyeleksi bibit kelapa sawit yang berdampak Organisme Pengganggu Tumbuhan karantina (OPTK) tersebut,” ujar Hermanto, anggota Komisi IV yang ikut dalam rombongan tersebut.

Komisi IV meminta masyarakat yang bekerja di sektor perkebunan agar selektif dalam menanam kelapa sawit terutama yang bibitnya berasal dari impor. Jika menemukan bibit yang terkena OPTK diminta segera melakukan pemusnahan.

“Jika bibit yang terkena Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) itu tidak dimusnahkan, maka penyakit akan menular pada batang kelapa sawit yang lain,” katanya.

Kepala Bagian Karantina Pernatian (BPK) Banun Harpini menjelaskan, pemilik benih adalah PT Timbang Deli Indonesia yang ada di Kecamatan Galang, Deli Serdang. Semua benih didatangkan dari Papua New Guinea (PNG).

Namun ia memastikan kalau 77.932 butir benih kelapa sawit dari Papua New Guinea yang masuk pada periode Agustus–September 2016 bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantna (OPTK). Hal itu berdasarkan pengamatan selama enam bulan terakhir di lapangan oleh petugas Pengendali Organisme pengganggu Tumbuhan (POPT) Balai karantina.

“Pengamatan didukung pengujian di laboratorium dengan tekhnik pengujian di Biomacular (PCR) tidak dtemukan OPTK sasaran Phytoplasma Like Organism (PLO) sehingga dilepaskan. PLO ini sendiri merupakan penyebab Lethal Yellowing, penyakit yang paling merusak di dunia seperti di Amerika dan Afrika. Kalau Indonesia masih bebas dari penyakit ini,” katanya.

Harpini menambahkan, BLO menyebabkan daun menguning dan menyebar dengan cepat. Selanjutnya terjadi pembusukan dan kematian tanaman, sehingga mengancam hasil produksi kelapa sawit.

“Sebenarnya yang kita musnahkan hari ini tanaman benih kelapa sawit yang tidak mengandung OPTK, namun tetap kami musnahkan karena benih ini merupakan calon bibit yang akan dikembangbiakkan. Kami harus memberikan jaminan yang terbaik,” kata dia.

Sementara Direksi PT Timbang Deli Indonesia Subagyo menjelaskan kepada Anggota Dewan, pihaknya mendatangkan benih dari Papua New Guine lantaran mempunyai keunggulan tersendiri dibanding produk yang ada diluar.

“Kalau yang dari Papua New Guini dalam kurun waktu dua tahun sudah bisa berbuah, sesuai ijin yang kita pegang, perusahaan kami akan bangun kebun induk,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: