Gedung Telkom
Gedung Telkom

Jakarta, Aktual.com – Sepanjang tahun 2024, laba bersih PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, turun 3,71 persen menjadi Rp23,65 triliun dari sebelumnya Rp24,56 triliun di 2023.

Penurunan laba bersih Telkom (TLKM) tahun 2024 tersebut terutama dipicu oleh tipisnya kenaikan pendapatan serta membengkaknya beban pokok pendapatan dan biaya-biaya lain.

Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp150,0 triliun atau tumbuh 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan tersebut tidak sampai 1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp149,22 triliun. Tipisnya kenaikan pendapatan antara lain disebabkan beban operasi yang naik 3,74 persen secara tahunan menjadi Rp41,2 triliun.

Meski metrik operasional membaik secara kuartalan, laba usaha TLKM pada 4Q24 turun ke level Rp10 triliun (+1% YoY, -6% QoQ), utamanya akibat peningkatan biaya marketing menjadi Rp1,3 triliun (+38% YoY, +36% QoQ) akibat program loyalitas pelanggan (customer loyalty program).

Hasil ini membuat laba usaha TLKM selama 2024 turun ke level Rp42,4 triliun (-6% YoY), sedikit di bawah ekspektasi (97% dari estimasi 2024F konsensus). Rasio biaya marketing terhadap total pendapatan berada di level 2,6% selama 2024, masih sejalan dengan rata–rata historis di kisaran 2–3%.

“Tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia, dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi yang melemah akibat ketidakstabilan global, serta persaingan industri yang semakin meningkat,” ungkap Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dilansir dari situs telkom, Selasa (21/4/25).

Pada segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatat kinerja yang solid dengan pendapatan sebesar Rp113,3 triliun atau tumbuh 10,7% YoY.

Telkomsel juga terus berfokus pada peningkatan penetrasi pasar dengan total pelanggan seluler sebanyak 159,4 juta dan 9,6 juta pelanggan IndiHome residensial (B2C) atau tumbuh 10,6% YoY. Sedangkan total keseluruhan pelanggan IndiHome B2C dan B2B sebanyak 10,8 juta atau tumbuh 7,7% YoY.

Hingga Desember 2024, Telkomsel mengoperasikan 271.040 BTS, mencakup 221.290 BTS 4G dan 975 BTS 5G. Pertumbuhan lalu lintas data (data payload) sepanjang tahun 2024 naik double digit sebesar 13,9% YoY menjadi 20.386.475 TB.

Kemudian untuk segmen Enterprise, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp20,6 triliun atau tumbuh 5,6% YoY yang didorong oleh bisnis Indibiz, layanan satelit, dan e-Payment.

Pada segmen Wholesale and International, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp18,0 triliun atau tumbuh 6,4% YoY yang didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan pertumbuhan bisnis layanan suara wholesale international.

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp9,3 triliun atau tumbuh 7,2% YoY, didorong oleh peningkatan pendapatan dari bisnis penyewaan menara.

Pada Desember 2024, Mitratel melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi PT Utra Mandiri Telekomunikasi (UMT) yang memiliki lebih dari 8.000 km jaringan fiber optic. Secara keseluruhan, pada tahun 2024, Mitratel menambah 18.518 km fiber optic, baik secara organik maupun anorganik, sehingga total panjang jaringan fiber optic yang dimiliki mencapai 51.039 km.

Sepanjang tahun 2024, Telkom menginvestasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp24,5 triliun atau 16,3% dari total pendapatan guna memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

Sementara itu, investasi lainnya digunakan untuk mendukung pengembangan platform digital seperti pusat data dan cloud, serta layanan digital lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka