Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud (kanan) dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (tengah) melaksanakan solat Tahiyatul Masjid di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (2/3). Pada hari kedua kunjungan kenegaraannya ke Indonesia, Raja Salman mengunjungi DPR, Masjid Istiqlal dan melakukan pertemuan dengan tokoh agama di Istana Merdeka, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./ama/17

Jakarta, Aktual.com – Pejabat tinggi Arab Saudi, Rabu, membantah bahwa ada yang salah dengan cara putra mahkota pangeran Mohammed bin Nayef digantikan putra kesayangan raja, Mohammed bin Salman.

Reuters melaporkan pada Rabu sebelumnya bahwa ahli waris takhta, Mohammed bin Nayef, dipaksa mundur dalam kudeta efektif istana oleh Raja Salman bin Abdulaziz karena penilaian bahwa pangeran itu dipengaruhi kecanduannya terhadap obat penghilang rasa sakit.

Sumber dari kalangan pejabat tinggi mengatakan bahwa kabar itu betul-betul “tidak berdasar dan tidak benar selain omong kosong belaka”.

“Yang digambarkan di sini adalah dongeng yang layak untuk Hollywood,” kata pejabat tersebut dalam pernyataan kepada Reuters.

Pernyataan tersebut tidak mengacu pada dugaan penggunaan obat oleh Mohammed bin Nayef, seperti, morfin, untuk mengatasi rasa sakit setelah penyerang meledakkan diri di depannya di istananya pada 2009.

Pejabat Saudi mengatakan bahwa Mohammed bin Nayef diberhentikan dari jabatannya untuk kepentingan nasional dan tidak mengalami “tekanan atau kehilangan rasa hormat”.

Pejabat tersebut menambahkan bahwa alasan penggantian Mohammed bin Nayef “rahasia”.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby