Dari kiri ke kanan, Calon Bupati Waropen, Yesaya Buiney, Pengamat Pilkada, Said Salahudin, JPRR Masykurudin Hafid menjadi pembicara dalam acara diskusi di Jakarta, Jumat (1/8/2016). Diskusi tersebut membedah kecurangan Pilkada di Kabupaten Waropen, Provinsi Papua, dengan tema “Dibalik Peraturan MK No 5/2015 Tentang Batas Selisih Suara”. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Jakarta, Aktual.com – Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz, menilai gelaran debat putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 secara langsung menunjukkan bagaimana keunggulan masing-masing pasangan calon.

“Keunggulan komparatif antar pasangan calon sangat terlihat dalam debat kedua ini saat menyampaikan gagasan pembenahan birokrasi Jakarta dengan cara pandangnya masing-masing,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (27/1) malam.

Selain keunggulan komparatif, debat yang mengusung tema ‘Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik serta Penataan Kawasan Perkotaan’ juga menunjukkan keunggulan kompetitif. Hal ini terlihat dari koreksi dan kritik dari satu calon terhadap pasangan lain.

Menurut Hafidz, dibanding debat pertama, jawaban pasangan calon terhadap pertanyaan yang diajukan dalam debat kedua lebih memenuhi unsur rencana pembangunan jangka panjang daerah. Rencana yang kemudian menjadi dasar penyusunan dokumen visi, misi dan program pasangan calon.

Paling tidak, dari paparan masing-masing calon nantinya bisa bertumpu atau berkaca pada kondisi yang terjadi, perencanaan pembangunan berikut durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perencanaan.

“Perbedaan terjadi pada bobot materi yang diungkapkan dan tekanan pembicaraan yang disampaikan. Dalam setiap segmen, masing-masing pasangan calon memberikan bobot yang berbeda, ada yang menekankan pada visi, ada yang menitikberatkan pada misi dan ada yang mengunggulkan rencana program,” urainya.

Mengenai penyajian data dari masing-masing calon, lanjut Hafidz, terjadi perbandingan yang cukup kentara antara data keseluruhan dengan temuan konkret lapangan. Penyajian data global dihadapkan langsung pada praktik yang terjadi dilapangan. Progres kemajuan daerah Jakarta dikoreksi langsung dengan fakta lapangan.

JPPR berharap tema debat putaran kedua kali ini ditangkap secara baik oleh masyarakat Jakarta. Selain dapat membedakan masing-masing program pasangan calon sebagai pertimbangan memilih, masyarakat Jakarta juga dapat membedakan karakter masing-masing calon.

“Perbedaan karakter dalam debat memberikan tambahan pertimbangan warga Jakarta untuk menentukan pilihan dan menilai pola kepemimpinan Jakarta kedepan,” demikian Hafidz.

Artikel ini ditulis oleh: