Jakarta, Aktual.com — Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) menggandeng para Ulama yang tergabung dalam Forum Ulama Peduli Gizi untuk mencegah penyakit anak pendek atau “stunting”.

“Kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pencegahan “stunting”,” ujar Supervisor Program Stunting LKNU, Anggia Ermarini, di Jakarta, Sabtu (22/8).

Anggia yang juga Sekretaris umum PP Fatayat NU tersebut menambahkan kegiatan itu merupakan tindak lanjut terbentuknya Forum Ulama Peduli Gizi.

Kegiatan yang dilaksanakan di gedung PBNU ini bertujuan untuk berbagi pengalaman sosialisasi gizi dan pencegahan stunting alumni pelatihan, menambah pengetahuan gizi dan stunting alumni pelatihan serta menyusun rencana tindak lanjut forum ulama peduli gizi Kabupaten Brebes.

Pertemuan pembentukan Forum Ulama Peduli Gizi ini akan diisi dengan berbagi pengalaman sosialisasi gizi dan pencegahan stunting pasca pelatihan, pengetahuan tentang gizi dan pencegahan stunting.

“Selain itu akan dilaksanakan Deklarasi Forum Ulama Peduli Gizi Kabupaten Brebes oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), karena untuk tahun ini Kabupaten Brebes akan dijadikan semacam proyek percontohan pencegahan “stunting” oleh Forum Ulama Peduli Gizi,” kata dia.

Dia menjelaskan “stunting” dibandingkan anak seusianya, kata Anggia, adalah perwujudan dari masalah kurang gizi kronis yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Anak yang pendek tidak hanya memiliki fisik yang lebih pendek dibanding anak-anak sehat, tetapi fungsi kognitifnya pun terganggu. Akibatnya, prestasi sekolah pun tidak maksimal.

“Anak penderita “stunting” adalah anak yang gagal tumbuh. Implikasinya, mereka memiliki kemampuan kognitif dan daya saing yang lemah. Ini akan membawa kita kepada masalah yang lebih besar lagi, yaitu kemiskinan,” tambah dia.

Untuk mencegah “stunting”, masyarakat perlu mempromosikan perilaku-perilaku kunci, yakni kunjungan ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan, minum pil zat besi selama kehamilan, menjaga kecukupan asupan gizi selama kehamilan, dan lainnya.

“Program bantuan keuangan bagi keluarga sangat miskin seperti Program Keluarga Harapan atau PKH diharapkan dapat membantu pemenuhan makanan dan pelayanan kesehatan,” tukas dia.

Artikel ini ditulis oleh: