Jakarta, Aktual.com — “Karnaval Musik Patrol” yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian Universitas Jember, Jawa Timur, bertujuan memasyarakatkan kesenian tradisional patroli atau ronda membangunkan warga untuk makan sahur, kata Ketua Panitia Aulia Dwi Yulianti.

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Universitas Jember (Unej) menggelar Karnaval Musik Patrol yang merupakan tradisi ronda membangunkan warga saat puasa Ramadan itu, sejak Sabtu (27/6) malam hingga Minggu (28/6) dini hari menjelang waktu sahur.

“Kegiatan karnaval musik patrol yang digelar setiap tahun pada bulan Ramadan itu merupakan bentuk kepedulian mahasiswa Unej terhadap kesenian tradisional Jember yang hampir punah,” kata Aulia di sela-sela kegiatan Karnaval Musik Patrol di jalan kembar (double way) Kampus Unej.

Kegiatan karnaval tersebut, lanjut dia, ingin mengenalkan dan melestarikan kesenian tradisional Jember yang selama ini ditinggalkan oleh generasi muda.

“Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa peduli terhadap kesenian musik patrol, sehingga setiap tahun UKM Kesenian Unej selalu menyelenggarakan karnaval untuk lebih memasyarakatkan kesenian patrol kepada masyarakat dan mahasiswa,” tuturnya.

Menurutnya, karnaval tersebut sudah digelar 15 kali dan kegiatan yang merupakan tradisi tahunan setiap bulan Ramadhan itu diharapkan memberikan ruang kepada pelaku seni tradisional, khususnya musik patrol dalam mempertahankan eksistensinya di Jember.

“Berbeda dengan karnaval patrol sebelumnya, tahun ini rangkaian acaranya lebih panjang dan meriah karena kami mengemasnya dengan tema ‘Pekan Budaya Musik Patrol’,” paparnya.

Pekan Budaya Musik Patrol dibuka dengan kegiatan seminar musik patrol pada 9 Juni 2015, kemudian workshop musik patrol pada 10 Juni 2015 dan dilanjutkan peluncuran majalah UKM Kesenian yang pertama “Niskala”.

Selang beberapa hari kemudian digelar Festival Musik Kentongan se-eks Keresidenan Besuki Raya pada 13 Juni 2015 dan puncaknya adalah Karnaval Musik Patrol XV.

Ia menjelaskan mahasiswa Unej yang juga generasi penerus bangsa ingin melestarikan kesenian musik patrol di Jember karena kalau dibiarkan begitu saja, maka kesenian musik yang identik membangunkan warga untuk makan sahur itu akan punah.

“Kami berharap pemerintah kabupaten menjadikan musik patrol sebagai salah satu ikon kota Jember, sehingga kesenian tradisional tersebut tetap eksis untuk mendukung pariwisata di Jember,” katanya.

Karnaval Musik Patrol yang diikuti sebanyak 15 peserta melalui sejumlah rute Jalan Kembar Unej menuju Jalan Kalimantan – Jalan Mastrip – Jalan Ahmad Yani – Jalan Kartini dan berakhir di alun-alun Jember.

Pantauan di lapangan, masyarakat cukup antusias melihat kegiatan karnaval musik patrol tersebut karena sepanjang rute yang dilewati para peserta dipadati oleh warga sekitar yang menonton atraksi dari para peserta karnaval.

Artikel ini ditulis oleh: