Samarinda, Aktual.com – Peristiwa jalan longsor di Kilometer 17 Kota Bontang, Kalimantan Timur menyebabkan arus transportasi darat dari Kota Samarinda – Bontang menuju Kutai Timur sebagian terputus dan menimbulkan kemacetan panjang.

Pengguna jalan dari arah Kota Bontang dan Sangatta, Kutai Timur maupun atau sebaliknya harus memilih alternatif jalan lain.

Pasalnya, terjadi macet panjang di Kilometer 17 Bontang Samarinda atau di sekitar Desa Danau Redan, Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur.

“Hujan yang terjadi sejak Kamis malam berlangsung hingga pagi, saat ini kondisi jalan licin. Hati-hati,” kata Ahmad pengemudi angkutan umum memberi tahu pengguna jalan yang akan melintas di titik longsor pemicu utama kemacetan di Desa Danau Redan.

Kemacetan dipicu jalan yang longsor di sekitar Kilometer 17 dari arah Bontang. Kemacetan terjadi baik dari arah Samarinda maupun Bontang.

Karena jalan longsor, maka masyarakat setempat mengatur lalu lintas dengan membagi jalur perlintasan secara bergiliran. Namun kemacetan justru semakin memanjang, semakin siang.

Kondisi makin parah karena satu jalur yang digunakan bergiliran juga berlubang dan menyebabkan sejumlah truk bermuatan berat amblas di lokasi tersebut.

“Saya dari Sangatta. Sudah dari pagi belum bisa melintas. Pak Gubernur, Pak Presiden tolong bantu kami. Sampai kapan jalan rusak parah ini dibiarkan,” kata Wahyu, sopir dari salah satu instansi pemerintah di Samarinda.

Masyarakat setempat menyarankan agar pengguna jalan menggunakan jalur dari arah pantai tembus ke Bontang Lestari agar terhindar dari kemacetan yang diprediksi akan berlangsung hingga waktu yang panjang.

Bukan hanya jalur Samarinda-Bontang, kemacetan juga terjadi di jalur Bontang-Sangatta, tepatnya di Desa Kandolo, Teluk Pandan, Kutai Timur.

“Macet karena banjir akibat hujan lebat sejak malam tadi,” kata Sandy, sopir yang baru saja melewati banjir di Desa Kandolo tersebut.

Dia berharap Pemerintah segera turun tangan untuk membersihkan longsoran tanah yang menutupi sebagian badan jalan, sehingga arus transportasi bisa kembali normal.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: As'ad Syamsul Abidin