Jakarta, Aktual.com —  Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Banten Pamungkas mendesak PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan gerbong khusus untuk mengangkut hasil produk komoditas petani Kabupaten Lebak.

“Kami minta kebijakan PT KAI memberikan kemudahan bagi petani untuk mengakut hasil produksi ke Jakarta,” kata Ketua LSM Banten Pamungkas Soleh Majid saat dihubungi di Lebak, Minggu (27/9).

Selama ini, mereka para petani mengeluhkan atas pelarangan mengangkut produk pertanian menggunakan roda transportasi kereta api.

Penggunaan KA itu dinilai petani menguntungkan, selain tepat kedatangan juga biaya angkutan lebih murah dan terjangkau.

Sebagian besar produk komoditas pertanian dari Kabupaten Lebak dan daerah lainya di Provinsi Banten sebelumnya diangkut melalui KA. Namun, saat ini kebijakan PT KAI melarang, sehingga bisa menimbulkan pelambatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Selain itu juga pelarangan tersebut juga berdampak terhadap pendapatan petani, karena mereka mengeluarkan biaya transportasi kendaraan umum yang relatif cukup tinggi.

“Kami berharap Menteri Perhubungan dapat menyediakan satu gerbong guna mengangkut hasil produk pertanian itu,” ujarnya.

Menurut dia, selama ini larangan mengangkut hasil pertanian itu tentu dapat memiskinan petani juga pengangguran. Sebab keterlibatan itu juga banyak orang, seeprti petani, buruh panggul dan pengemudi. Karena itu, pihaknya meminta PT KAI mengkaji kembali atas pelarangan mengangkut produk pertanian. Apalagi, PT KAI merupakan perusahaan BUMN milik pemerintah sehingga memiliki kepedulian untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi makro.

“Kami menilai larangan mengangkut hasil pertanian itu tidak tepat, terlebih dengan alasan mengganggu ketertiban dan kenyamanan penumpang,” katanya.

Sementara itu, sejumlah petani Kabupaten Lebak mengharapkan pemerintah memberikan kemudahan untuk mengangkut hasil pertanian menggunakan angkutan KA.

Saat ini, mereka petani menjual hasil alam, seperti singkong, pisang, kelapa, umbi-umbian, sayur-sayuran, dedaunan dan lain-lainya menggunakan angkutan umum.

“Kami merugi mengangkut hasil bumi ke Jakarta menggunakan kendaraan umum karena mengeluarkan biaya cukup besar,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka