Jakarta, Aktual.com – Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengkritik besarnya anggaran program pembangunan “technopark” atau taman teknologi yang sedang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Seharusnya (pembangunan technopark) setelah melihat situasi dan kondisi nelayan,” kata Sekretaris Jenderal Kiara Abdul Halim di Jakarta, Senin (29/6).

Menurut dia, pembangunan technopark tidak diarahkan kepada masyarakat nelayan dan cenderung tidak menyelesaikan akar persoalan dari hulu ke hilir sektor kelautan dan perikanan.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa anggaran yang dialokasikan hingga sebesar Rp7,5 miliar per technopark akan lebih baik bila dialokasikan untuk penyediaan cold storage dan sarana pengolahan.

“Lebih banyak keluarga nelayan yang disejahterakan ketimbang sekadar bikin technopark,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan peluncuran pengembangan 24 “technopark” atau taman teknologi di berbagai daerah di Tanah Air pada 2014-2019 merupakan wujud pelaksanaan konsep Nawacita.

“Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapat mandat membangun 24 technopark berbasis perikanan rakyat sebagai pelaksanaan Nawacita selama lima tahun (2015-2019) secara bertahap,” kata Menteri Susi dalam acara peluncuran technopark di KKP, Jakarta, Kamis (25/6).

Menurut Susi, pembangunan taman teknologi itu juga selaras dalam rangka mencetak SDM kompeten serta mengembangkan inkubator bisnis di sektor kelautan dan perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan memaparkan, empat taman teknologi yang dibangun pada 2015 bertempat di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, Banyuwangi, Aertembaga (Bitung), dan Ambon.

Sedangkan 20 lokasi lainnya tersebar di kabupaten/kota, dengan mempertimbangkan aspek kewilayahan, kedekatan lokasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan dan juga potensi daerah.

Sementara inkubator bisnisnya meliputi jejaring kerja sama dengan dunia usaha, pendampingan oleh penyuluh dan Pusat Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), peningkatan teknologi tepat guna, konsultasi, serta inovasi teknologi dengan pendidikan, penelitian, dan pengembangan.

Sasaran program kegiatan “technopark” adalah perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dan konservasi perairan.

Taman teknologi di Tegal kegiatannya lebih berfokus kepada sertifikasi kompetensi, pengembangan garam, udang galah padi, permesinan, budidaya udang, dan budidaya rumput laut.

Di Banyuwangi, aktivitasnya lebih difokuskan pada sertifikasi kompetensi, budidaya ikan sidat, produksi garam, budidaya udang, dan pengolahan produk. Adapun di Bitung, kegiatannya lebih difokuskan kepada sertifikasi kompetensi, perkapalan, dan pengolahan produk.

Terakhir di Ambon, aktivitasnya lebih difokuskan pada sertifikasi kompetensi, budidaya ikan laut, pengolahan produk, permesinan perikanan, dan wisata pelatihan.

Artikel ini ditulis oleh: