Dia menjelaskan letusan Merapi akhir-akhir ini sebagai gas yang dilepaskan dari magma, sedangkan magma masih belum bergerak ke atas. “Mungkin bergerak di bawah. Jadi untuk erupsi besar berupa awan panas masih belum. Sampai saat ini belum ada peningkatan status, masih di level II atau waspada,” ujar dia.

Dia mengatakan sebelum letusan Jumat pagi, memang terpantau terjadinya peningkatan kegempaan sebanyak lima kali dalam 12 jam terakhir. Material yang dilontarkan dari puncak Merapi hingga saat ini masih dalam penelitian oleh pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi di Yogyakarta.

“Itu (material yang dilontarkan apakah dari puncak atau dari dalam Gunung Merapi, red.) masih akan diperiksa, tapi ada indikasi sudah mengarah ke magmatis, tapi material magma masih belum. Untuk jelasnya akan diteliti di lab (laboratorium). Tapi untuk erupsi lebih besar dengan menghasilkan awan panas, masih belum,” ujarnya.

Dia meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi perkembangan aktivitas Gunung Merapi akhir-akhir ini. “Masyarakat diharap tetap tenang, ikuti arahan dari pemda dan kita dari PVMBG melalui BPPTKG,” kata Kasbani.

Pada 2010 Gunung Merapi mengalami fase letusan besar berupa erupsi eksplosif disusul dengan banjir lahar hujan melewati berbagai sungai yang aliran airnya berhulu di gunung tersebut, dan menerjang beberapa desa, serta mengakibatkan masyarakat mengungsi ke berbagai tempat yang aman.

Ant

(Wisnu)