Tangerang, Aktual.com – Mahasiswa Teknik Informatika dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah berhasil menjadi pemenang dalam Hackathon Indosat Ooredo Wireless Innovation Competition (IIWC) dengan membuat aplikasi yang mempermudah ibadah haji dan umrah.

“Alhamdulillah, kami berhasil keluar sebagai aplikasi terbaik pertama dalam kompetisi ini,” ujar anggota tim dari UIN Jakarta Ghiyats Hanif usai penyerahan hadiah di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (10/9).

Ia menjelaskan bahwa aplikasinya tersebut merupakan “marketplace” travel umrah dan haji. Selama ini, belum ada aplikasi yang khusus untuk travel umrah dan haji.

“Jadi, calon haji cukup mencarinya dengan satu situs. Kapan berangkatnya? Harganya? Fasilitas apa saja yang didapatkan,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya membuat aplikasi tersebut terinspirasi dari permasalahan yang dihadapi masyarakat. Selain itu, topik skripsinya juga menyangkut ibadah haji dan umrah.

“Ini baru ide awal, nanti akan ada tahap pengembangan,” katanya.

Hackathon IWIC merupakan kompetisi pembuatan aplikasi mobile secara maraton selama 24 jam yang diikuti talenta muda berbakat.

Kompetisi itu diikuti sebanyak 71 tim menjadi peserta pada kompetisi ini yang berasal dari berbagai kota, antara lain, Jabotabek, Bandung, Jambi, Padang, Pontianak, Probolinggo, Yogyakarta, Semarang, Wonosobo, Manado, dan Surakarta.

Setiap tim berisi dua hingga tiga personel yang terdiri atas para developer muda, start-up lokal, dan pelajar/mahasiswa.

Kepala Grup Budaya Transformasi Thomas Purnawan mengatakan bahwa hackathon merupakan rangkaian IWIC 10 yang bertujuan mencari aplikasi mobile yang membawa manfaat dan kemudahan bagi orang banyak.

“Ini membuktikan talenta-talenta muda kita tidak kalah dari luar negeri. Cuma masalahnya, mereka kurang ruang untuk berkompetisi,” ujar Thomas.

Para peserta bersaing satu dengan yang lain untuk memperebutkan hadiah berupa uang tunai, saldo Dompetku, dan voucher Cipika dengan total puluhan juta rupiah. Karya-karya yang tercipta pada Hackathon pun akan otomatis terdaftar di IWIC 10.

“Melalui IWIC 10 yang juga terbuka untuk peserta dari luar negeri, kami juga ingin membawa karya anak bangsa untuk siap bersaing di kancah internasional. Di kemudian hari Indonesia tidak hanya menjadi negara pengguna, tetapi juga pembuat aplikasi mobile yang bisa dinikmati oleh semua orang di dunia,” kata Thomas.

IWIC 10 menghadirkan berbagai kategori yang dapat diikuti, yaitu Kids, Teens, University Student and Public, Developers Category, Special Category for Women & Girls, dan Disabled Category yang dapat diikuti oleh peserta sesuai jenjang usia.

Seluruh kategori akan berkompetisi untuk ide dan aplikasi di bidang communications, lifestyle & education, multimedia & games, utility (tools, security, ideas/apps for disabled), tourism, dan social innovation.

Peserta dapat membuat ide dan aplikasi untuk diaplikasikan di sistem operasi Android, Apple, Symbian, Blackberry, dan Windows Phone.(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid