Jakarta, Aktual.com — Majelis Zikir Kebangsaan (Mazika) menyatakan semua jemaah yang menjadi korban selama penyelenggaraan ibadah Haji berhak mendapatkan santunan dari Pemerintah Arab Saudi baik yang meninggal dunia maupun luka-luka.

Oleh karena itu, Mazika meminta delegasi pengawas Haji Indonesia mendesak pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab atas semua musibah yang terjadi selama penyelenggaraan Haji dan harus memberikan santunan kepada jemaah yang menjadi korban, baik meninggal dunia maupun luka-luka.

“Pemerintah Arab Saudi harus membentuk tim investigasi yang independen dan objektif, untuk mencari penyebab terjadinya semua musibah,” kata Ketua Umum Mazika H Fakhruddin Rusyibani, di Jakarta, Senin (28/9).

Lebih lanjut, ketua umum Mazika mengemukakan bahwa, pemerintah Arab Saudi harus membuka kran masukan, kritik dan saran dari Amir Haji negara-negara asal jemaah sehingga terjadi evaluasi menyeluruh dan menjadi perbaikan pada masa Haji tahun-tahun berikutnya.

“Pemerintah Arab Saudi harus melibatkan utusan-utusan negara lain dalam membentuk panitia penyelenggara haji di tahun-tahun berikutnya,” kata Fakhruddin .

Menurut Mazika, Haji sejatinya menjadi ritual ibadah yang dijalankan dengan penuh kekhusyukan.

“Ibadah napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim AS, Ismail AS dan Siti Hajar seyogyanya dapat dilakukan seluruh rangkaiannya oleh seluruh jemaah calon Haji dengan tertib,” katanya.

Dalam pelaksanaannya memang tidak sederhana, jumlah jemaah Haji sekitar 2 juta jemaah tentu saja membuat panitia harus ekstra menyiapkan semua fasilitas dan mengantisipasi semua kemungkinan yang akan terjadi.

“Titik paling kritis dalam pelaksanaan ibadah haji adalah tentu saja puncak pelaksanaan haji yaitu wukuf di Arafah, lempar jumroh di Jamarot, mabit di Mina dan thawaf ifadoh. Seluruh jemaah haji berkumpul dalam satu waktu bersamaan,” tambah dia.

Pelaksanaan ibadah Haji 1436 Hijriah, menurut Mazika, sungguh sangat memprihatinkan. Musibah datang silih berganti. Badai pasir mengawali kepanikan jamaah, disusul robohnya “crane” (katrol raksasa) di jalur thawaf Masjidil Haram yg menelan korban meninggal dan luka-luka.

Musibah berikutnya adalah kebakaran di sebuah hotel pemondokan, kemudian beberapa tenda di Mina yang roboh angin.

Terakhir, kata dia, adalah berdesakannya jemaah Haji di Jalan 204 menuju Jamarot. 717 jemaah dinyatakan meninggal dunia dan 800 lainnya luka-luka.

Artikel ini ditulis oleh: