?????????????????????????????????????????????????????????

Solo, Aktual.com – Pangkostrad Edy Rahmayadi diminta mundur dari jabatannya sebagai TNI jika ingin bersaing dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Makassar, 17 Oktober nanti.

Permintaan tersebut disampaikan mantan anggota Komite Normalisasi FX Hadi Rudyatmo. Sebab dia menginginkan agar figur-figur yang maju bursa Ketua Umum PSSI benar-benar sosok merdeka. Artinya, figur itu tidak sedang terikat dengan institusi negara atau partai politik.

Saat ini, Edy masih terikat dengan TNI. Wali Kota Solo itu merujuk UU Nomor 34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Yakni, prajurit TNI aktif dapat menduduki jabatan sipil setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas aktif keprajuritan.

“Di lembaga negara, anggota TNI-Polri aktif memang harus mundur dari institusinya kalau ingin menduduki jabatan yang tidak sesuai tugas pokok dan fungsi,” kata Rudy, Rabu (21/9).

Rudi juga meminta Komite Pemilihan memerhatikan hal tersebut. Selain itu, KP juga memerhatikan aturan lain sebelum kongres digelar. Termasuk mengenai status anggota TNI-Polri aktif yang maju bursa Ketum PSSI.

“Aturan ini diberlakukan atau tidak oleh KP? Ini harus diperjelas dulu agar tidak ada masalah nantinya.”

Selain Edy, beberapa calon yang disebut-sebut berpeluang menjadi Ketum PSSI ialah Erwin Aksa dan mantan Panglima TNI Moeldoko.

Hampir sama seperti Edy, Erwin saat ini juga belum merdeka karena masih menjadi bos Bosowa Group. Sementara itu, Moeldoko sudah pensiun dari jabatannya sebagai Panglima TNI.

Hal yang sama juga disampaikan ketua asprov PSSI Sulawesi Utara, Jackson Kumaat. Dia berharap Pangkostrad Edy Rahmayadi mundur dari TNI jika ingin maju sebagai ketua umum PSSI.

“Figur ketua umum PSSI harus merdeka dari jabatan institusi negara atau partai politik,” kata Jackson.

Jackson terang-terangan mendukung sosok yang memiliki ketegasan dan kedisiplinan tinggi.

Di sisi lain, dia juga tak ingin kongres nanti hanya memilih ketua umum. Dia berharap agenda itu menjadi momentum reorganisasi bagi semua organisasi di bawah PSSI.

Terlebih, PSSI era baru harus bisa membawa Indonesia berprestasi di kancah internasional.

“Ketum baru harus punya komitmen membesarkan sepak bola. Sebagai tuan rumah, punya target di Asian Games, minimal membawa Indonesia ke semifinal. Bahkan harus berani berjanji Indonesia masuk final,” katanya.

Dari semua calon Ketum PSSI, Moeldoko yang paling bersemangat menjadikan sepak bola Indonesia kembali digdaya. Saat pendaftaran di Gedung Papabri pada 5 Septmber lalu, Moeldoko sudah melontarkan ambisinya untuk sepak bola Indonesia.

“Sepak bola sudah sangat-sangat lama dan berkepanjangan mengalami masa-masa sulit. Saatnya sepak bola kembali ke kedigdayaan sepak bola itu sendiri. Sepak bola di jalurnya, sepak bola berjuang menuju prestasi,” ujar Moeldoko di depan awak media kala itu.

Moeldoko juga sempat mengatakan bahwa sepak bola Indonesia harus kembali meraih prestasi di level internasional. Seperti diketahui, terakhir kali Indonesia meraih gelar bergengsi adalah SEA Games 1991.

“Kedigdayaan sepak bola harus hidup lagi agar sepak bola prestasi kembali muncul di dunia sepak bola kita. Sepak bola kita sudah lama sangat melelahkan.”

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu