Ilustrasi- Contoh Gerakan dalam sholat

Jakarta, Aktual.com- Allah SWT telah memerintahkan kaum Muslimin untuk melaksanakan ibadah shalat, Adapun Shalat merupakan rukun islam ke-2 yang telah menjadi kewajiban bagi kaum Muslimin sejak Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra’ wal Mi’raj.

Shalat menurut beberapa ulama memiliki definisi yaitu ucapan dan perbuatan seorang hamba yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat pun telah menjadi kebiasaan sehari-hari yang dijalankan umat muslim. Lalu, apakah kita pernah memahami makna-makna dari gerakan shalat tersebut?

Syekh Izzuddin bin Abdi Salam memberikan penjelasan tentang makna gerakan-gerakan dalam Shalat dalam kitab Maqashid al-Ibadat yaitu:

Pertama, Berdiri

Gerakan pertama yang dilakukan seorang hamba untuk melaksanakan ibadah shalat adalah berdiri bagi yang mampu dan menghadap ke kiblat (ka’bah). Jika ia tidak mampu bisa dilakukan dengan duduk atau berbaring.

Syekh Izzuddin memaknai gerakan ini dengan arti penghormatan kepada Allah SWT. Berdiri merupakan salah satu bentuk penghormatan yang dilakukan bukan hanya kepada Makhluk. Akan tetapi, kepada Sang Pencipa Allah SWT juga dilakukan dengan berdiri.

Kedua, Rukuk

Seperti halnya berdiri, Rukuk merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Allah SWT karena keagungan-Nya. Karena itu, Rukuk dikhususkan dengan bacaan tertentu yaitu,

سبحان ربي العظيم وبحمده

“Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya.”

Gerakan rukuk ini harus disertai dengan ketundukan dan kerendahan. Setelah kita menghinakan diri dihadapan Allah SWT berarti kita telah mengakui keagungan-Nya.

Ketiga, Sujud

Gerakan terakhir yang dibahas oleh Syekh Izzuddin adalah sujud. Sujud merupakan gerakan yang paling mendekatkan diri daripada gerakan lain yang dilakukan seorang hamba kepada Rabbnya.

Ketika dalam posisi sujud yang merupakan gerakan yang lebih merendahkan diri daripada rukuk. Maka, dikhususkan membaca,

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

“Maha suci Rabb-ku yang Maha Tinggi dan memujilah aku kepada-Nya.”

Dikhususkannya membaca doa diatas karena dalam sujud merupakan puncak dari sikap tunduh-patuh. Seorang hamba harus mengakui bahwa Yang Disembah memiliki ha katas segala ketinggian yang menimbulkan puncak ketundukkan.

Wallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra