Jakarta, Aktual.com — Dalam biduk rumah tangga, tentunya pasangan suami istri memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Suami sebagai pemimpin, berkewajiban menjaga istri dan anak-anaknya baik dalam urusan agama atau dunianya, menafkahi mereka dengan memenuhi kebutuhan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggalnya.

Tanggung jawab suami yang tidak ringan tersebut tentu harus diimbangi dengan ketaatan seorang istri pada suaminya. Kewajiban seorang istri dalam urusan suaminya setahap setelah kewajiban dalam urusan agamanya. Hak suami di atas hak siapapun setelah hak Allah SWT dan Rasul-Nya, termasuk hak kedua orang tua. Mentaatinya dalam perkara yang baik menjadi tanggung jawab terpenting seorang istri.

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang istri telah mendirikan salat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya, dan menaati suaminya, maka diucapkan kepadanya, masuklah Surga dari pintu Surga mana saja yang kamu kehendaki.”(HR. Ahmad dan Thabrani)

“Sudah jelas di sini disebutkan bahwa ketaatan suami adalah 1 dari 4 hal yang menjadikan seorang wanita termasuk golongan yang dijanjikan masuk Surga dari pintu manapun yang dikehendaki,” kata Ustadzah Nur Hasanah, kepada Aktual.com, di Jakarta, Senin (14/03).

Bahkan Allah SWT berfirman,

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Artinya, “Sembahlah Allah SWT dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”(An-Nisa : 36).

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”(Al-Isra : 23)

Firman Allah SWT di atas jelas mewajibkan manusia akan dua perkara, menyembah hanya pada-Nya dan berbuat baik pada orang tua.

“Bagi Muslimah yang sudah menikah, tak seharusnya merasa tidak wajib lagi berbuat baik pada bapak ibu kandung. Apalagi sampai mengeluh saat dimintai tolong oleh orang tua, kita harus hati-hati. Jangan pernah taat pada suami dijadikan dalih untuk memperlakukan orang tua dengan buruk. Al Quran sudah jelas mewajibkan manusia untuk berbuat baik pada orang tua. Firman tersebut tidak menyebutkan bahwa kewajiban tersebut gugur ketika seorang wanita menikah,” jelas ia menambahkan.

“Jadi, baik itu wanita maupun pria, yang sudah menikah maupun yang masih lajang, tetap wajib berbuat baik pada orang tua. Adapun mengenai ketaatan, setelah menikah, wanita solehah wajib taat pada suami dan tetap wajib berbuat baik pada orang tua,” paparnya lagi.

Pertanyaannya, jika ada pilihan yang ditujukan kepada Muslimah/ Muslim yang sudah menikah apakah berbuat baik kepada suami/ istri atau orang tua, manakah yang harus dipilih?

“Sebenarnya tetap saja tak jauh berbeda jawabannya akan tetapi ada beberapa hal yang harus saya tambahkan disini yaitu, tadi kita telah mengetahui dalam surat Al-Isra : 23 dan An-Nisa : 36 telah menjelaskan ‘Allah SWT mewajibkan manusia akan dua perkara, menyembah hanya pada-Nya dan berbuat baik pada orang tua, baik itu ayah atau pun ibu. Adapun pada istri, memang tidak ada dalil yang menyebutkan suami wajib taat pada istri. Meski demikian, Allah SWT memerintahkan kepada para suami tak hanya taat pada-Nya dan orang tua, tapi juga wajib berbuat baik pada istri,” terang Ustadzah Hasanah.

“Bagi seorang pria, istri maupun orang tua keduanya sama-sama pintu Surga, sekaligus bisa menjadi pintu Neraka baginya. Untuk itu, suami mestinya berusaha jadi sosok yang bijak. Tak seharusnya menelantarkan orang tua karena terlalu sayang pada istri dan anak. Juga bukan pula suami yang baik jika berdalih demi taat pada orang tua sampai berbuat zalim pada istri,” tandasnya. Bersambung…..

Artikel ini ditulis oleh: