Petugas teller melayani transaksi keuangan nasabah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Mandiri Jakarta Juanda, Jumat (8/7). Untuk meningkatkan pelayanan selama masa libur Idul Fitri 1437 Hijriyah, Bank Mandiri membuka layanan di sekitar 257 kantor cabang di seluruh Indonesia secara bergantian hingga 9 Juli untuk melayani pembayaran setoran bahan bakar minyak ke Pertamina oleh SPBU dan melayani transaksi perbankan terbatas seperti pemindahbukuan dan penyetoran tunai. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – Gelaran Annual Report Award (ARA) atau Penghargaan Laporan Tahunan 2015 mencatatkan fenomena baru dengan terpentalnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Bank BUMN terbesar di Indonesia itu tak ada sama sekali dalam nominasi BUMN Keuangan Listed. Bahkan yang terpilih sebagai juara pertama adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, yang merupakan bank pelat merah dengan aset terkecil dari empat bank Himbara tersebut.

Nominasi BUMN Keuangan Listed sendiri terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT BTN (Persero) Tbk, dan PT Sarana Multigriya Financial (Persero). Dan yang terpilih adalah BTN, BNI, SMF.

Apakah kondisi ini membuktikan bahwa tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG) di Bank Mandiri justru mengalami kemunduran alias buruk?

Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Mas Achmad Daniri mengakui, bisa jadi tata kelola di dalam internal Mandiri mengalami kemunduran di tahun 2015 lalu. Hal ini bisa dilihat dari penurunan rata-rata penilaian laporan tahunan (annual report).

“Itu memang menarik. Bisa jadi karena nilai rata-rata (annual report) Bank Mandiri menurun. Karena semuanya juga nilai rata-rataya mengalami penurun. Makanya Mandiri tidak masuk dalam nominasi,” tutur dia kepada Aktual.com, di Jakarta, Selasa (27/9) malam.

Cuma yang jadi masalah, kata dia, nilai rata-rata ARA yang tertinggi porsinya adalah GCG. Sehingga satu perusahaan nilai rata-ratanya mengalami penurunan, maka otomatis GCG-nya juga menurun.

“Jadi mungkin, penurunan nilai rata-rata Bank Mandiri, termasuk GCG-nya itu paling besar. Sehingga membuat Mandiri terpental,” tegas dia.

Dalam ARA 2015 ini, kata dia, kalau bicara jumlah peserta, maka trennya itu makin banyak. Akan tetapi, dari sisi kualitas yang dinilai justru anjlok.

Penilaian ARA 2015 sendiri terdiri dari 8 kriteria penilaiau kualitas informasi dalam laporan tahunan, yaitu: untuk kriteria umum (bobotnys 2 persen), ikhtisar data keuangan penting (5 persen), laporan Dewan Komisaris dan Direksi (3 persen), profil perusahaan (8 persen), analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan (22 persen), GCG 35 persen, informasi keuangan (20 persen), dan lain-lain (kurang lebih 5 persen).

Direktur Utama BTN, Maryono menegaskan, perolehan peringkat pertama ARA 2015 ini tak lepas dari pencapaian kinerja perseroan.

“K‎ami sudah masuk dalam movement yang baik, ini yang menjadi alasan BTN untuk terbuka terhadap hasil kinerja kami,” tegas Maryono seusia acara.

Berikut daftar pemenang ARA 2015

1. BUMN Keuangan Listed :
Juara: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

2. ‎BUMN Non Keuangan Listed :
Juara: PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

3. BUMN Keuangan Non Listed :
Juara: PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).

4. BUMN Non Keuangan Non Listed:
Juara: PT Sarinah (Persero)‎.

5. Private Keuangan Listed:
Juara: PT Bank Bank Nusantara Parahyangan Tbk.

6. Private Keuangan Non Listed:
Juara: PT ABM Investama Tbk.

7. Private Keuangan Non Listed:
Juara: PT Bank Syariah Mandiri‎.

8. Private Non Keuangan Non Listed:
Juara‎: PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia.

9. BUMD Listed :
Juara: PT BPD Jawa Timur‎.

10. BUMN Non Listed :
Juara: PT BPD Sumsel Babel.

11. Dana Pensiun‎:
Juara: Dapen Telkom.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka