Tunis, Aktual.com – Diego Maradona mencium dan memeluk wasit yang mengesahkan gol “handball”nya pada Piala Dunia 1986, dan menghadiahi dia seragam timnas Argentina yang telah ditandatanganinya ketika kedua orang itu bertemu di Tunisia pada pekan ini.

Gol Maradona pada perempat final melawan Inggris di Mexico City, menimbulkan kehebohan ketika pria bertubuh pendek asal Argentina itu, yang mendorong bola melewati kiper Peter Shilton dengan menggunakan tangannya, untuk kemudian menyebutnya dibukukan oleh ‘Tangan Tuhan.’ Wasit asal Tunisia Ali Bennaceur gagal melihat terjadinya ‘handball’ dan mengesahkan gol itu, sehingga mendapat protes keras dari para pemain Inggris, hal itu memicu perdebatan sampai hari ini terkait penggunaan wasit-wasit dari negara-negara kecil pada pertandingan-pertandingan utama.

Kedua orang itu bertukar hadiah di depan kamera, ketika keduanya bertemu di Tunis pada Senin (17/8), di mana Bennaceur memberikan foto dirinya, Maradona, dan Shilton, yang menjadi kapten Inggris, sebelum pertandingan di Stadion Azteca itu dimulai.

Sebagai gantinya, mantan wasit berusia 71 tahun itu menerima kaus Maradona yang bertuliskan, “Untuk Ali, sahabat abadi saya.” Pada wawancara di kemudian hari, Bennaceur menyalahkan asisten wasit asal Bulgaria Bogdan Dotchev yang gagal memperingatinya ketika Maradona meninju bola melewati Shilton untuk membuat Argentina memimpin di pertandingan itu, sebelum kemudian menang dengan skor 2-1.

“Sebelum pertandingan, FIFA memberikan instruksi yang jelas kepada kami, ‘Jika kolega Anda berada di tempat yang lebih baik daripada Anda, keputusannya harus diperhitungkan.’ Itulah yang saya lakukan: asisten saya tidak menaikkan benderanya,” ucapnya kepada majalah sepak bola Prancis So Foot, Selasa (18/8).

Ia juga mengklaim peran Maradona dalam gol kedua, laju brilian yang dimulainya dari paruh lapangannya sendiri dan berlanjut membelah pertahanan Inggris yang sering disebut sebagai ‘gol abad ini.’ “Maradona tidak mencetak semua gol itu dengan dirinya sendiri, gol itu. Saya merupakan asistennya: Saya memainkan tiga ‘advantage’. Saya tidak harus melakukannya. Untuk pelanggaran pertama, ia tersandung. Yang kedua terjadi di pinggir area penalti. Saya berteriak ‘advantage, advantage.'” “Dan ketika ia memasuki area (penalti), saya memperkirakan (Terry) Butcher akan menjatuhkannya. Saya meletakkan peluit di bibir saya, saya siap untuk mengintervensi namun saya tidak meniupnya.” Argentina kemudian menang 3-2 atas Jerman Barat pada pertandingan final.

Artikel ini ditulis oleh: