Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi XI DPR asal Fraksi Hanura, Nurdin Tampubolon menganggap target pemerintah yang termuat dalam Nota Keuangan yang dibacakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai target dalam Rancangan APBN 2017 kemarin, terlalu sangat optimis.

Padahal, kondisi perekonomian saat ini, terutama pasar global, masih mengalami perlambatan perekonomian. Sehingga sangat besat kemungkinan akan mengganjal target-target tersebut.

“Memang kalau dilihat dari kondisi perlambatan perekonomian saat ini, saya rasa terlalu optimistis. Sehingga terkesan kurang realistis. Baru dirasa jadi realistis nantinya kalau perlambatan ekonomi mulai membaik,” ujar Nurdin di Jakarta, Rabu (17/8).

Menurut Nurdin, kendati nantinya masih akan dibahas kembali dengan DPR, tapi Presiden yang sudah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di tahun depan tetap terlalu optimis. Padahal perbaikan perekonomian dunia masih sangat lambat.

“Sehingga, kalau itu (pertumbuhan ekonomi 5,3 persen) bisa dicapai sudah sangat luar biasa,” tandas dia.

Apalagi sepanjang tahun ini target pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen dalam APBNP 2016 juga masih berat dicapai. Dirinya agak pesimis target tersebut bisa terkabul, kendati tren pertumbuhan ekonomi mulai rebound.

Dalam keterangan Pemerintah atas RAPBN 2017 beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna DPR, pemerintah mengusulkan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2017 sebesar 5,3 persen, laju inflasi 4,0 persen, nilai tukar rupiah Rp13.300 per dolar AS dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) 45 dolar AS per barel.

“Saya selalu tegaskan, target 5,2 persen di tahun ini cukup berat. Angka yang paling realistis adalah di kisaran 5,1 persen,” papar dia.

Nurdin juga mengkritisi target penerimaan pajak dalam RAPBN 2017 yang mencapai Rp1.459,9 triliun. “Itu target yang terlalu tinggi. Untungnya, ini masih asumsi permulaan,” kata dia.

Pihak DPR sendiri, kata dia, nantinya akan melakukan pembahasan bersama pemerintah pada September-Oktober nanti, sehingga diharapkan target-target tersebut akan lebih realistis.

“Memang ada program tax amnesty (pengampunan pajak), sehingga dapat membantu penerimaan pajak. Cuma sayangnya, sepertinya pemerintah sendiri mulai tidak fokus dalam amnesti pajak ini,” ungkap dia.

Kurang fokusnya pemerintah ini, kata dia, karena pemerintah sendiri malah akan melakukan pemangkasan tarif pajak penghasilan (PPh) Badan dari 25 persen menjadi 17 persen.

“Meski nantinya akan lebih bagus di masa datang, tapi akan sangat berdampak pada penurunan penerimaan pajak,” pungkas Nurdin.

 

Laporan: Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: