Survei selain melibatkan tenaga ahli dari Balai P2B2 Donggala, juga petugas Balai Besar TNLL dan masyarakat di desa-desa yang selama ini menjadi fokus keong.

“Yang kami survei adalah fokus baru tidak hanya di sekitar kawasan, tetapi masuk ke dalam kawasan taman nasional,” kata dia.

Selama ini, survei dan penelitian hanya dilakukan sebatas sekitar kawasan.

“Jangan sampai penanganan hanya terpusat pada wilayah-wilayah endemik, padahal sesungguhnya kemungkinan besar bisa terjadi sumber keong rumah cacing schistosoma justru juga ada di dalam kawasan” kata dia.

Luas seluruh kawasan TNLL mencapai 217 ribu hektare, tersebar di Poso dan Sigi, namun yang terbesar di Sigi.

Data sementara, jumlah sebaran fokus keong schistosoma di Dataran Lindu, Kabupaten Sigi sebanyak 31 lokasi, sebaran fokus keong di semua desa di Kecamatan Lindu yakni Puro’o, Langko, Tomado, Anca, dan Olu. Tetapi titik fokus terbesar di wilayah Desa Anca.

Dia juga mengaku penanganan penyakit schistosomiasis harus dilakukan secara terpadu dan sinergi oleh semua pihak terkait. Niscaya jika semua dinas dan kementerian terkait bersama-sama menangani dengan serius, Dataran Lindu, Napu, dan Bada akan bebas dari penyakit tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid