Ia menyatakan terkesan karena selama ini fokus penyakit yang sangat menakutkan dan terbilang langka karena hanya ditemukan di tiga negara, yakni Jepang, China, dan Indonesia tersebut, berasal dari dalam kawasan taman nasional.

Guna memastikan dan sekaligus tindakan pemberantasan dilakukan semua pihak terkait, maka perlu menemukan titik-titik sebaran keong, baik di dalam maupun luar kawasan.

Selama ini, fokus sumber penyakit schistosomiasis hanya ditemukan di sekitar kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Namun, tidak menutup kemungkinan juga ada di dalam kawasan.

Oleh sebab itu, perlu survei dan penelitian sampai ke dalam kawasan taman nasional.

“Dan ini sudah kami lakukan bersama dari Litbag P2B2 Kabupaten Donggala,” katanya.

Periskila mengatakan pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap penanganan dan pemberantasan penyakit yang terkenal juga dengan istilah “perut bunyit” itu. Istilah tersebut karena kebanyakan penderita dalam waktu tertentu perutnya membesar, layaknya ibu hamil.

Sepintas orang yang terserang schisto jika sudah parah terlihat seperti penderita penyakit Hepatitis B karena selain wajah pucat, juga perut membesar hingga akhirnya meninggal.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid