Jakarta, Aktual.com – Tim Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menembak dua pelaku jaringan narkoba internasional.

“Karena dua pelaku tersebut melawan kepada petugas, akhirnya petugas terpaksa melakukan tindakan tegas (menembak) dan akhirnya keduanya tewas,” kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, di RS Bhayangkara Pusat Raden Said Sukanto, Jakarta Timur, Jumat (6/1).

Ia mengatakan, dua pelaku yang berinisial CCI (28 tahun) dan MCA (32 tahun) ditembak petugas ketika keduanya diminta menunjukkan lokasi penyimpanan barang dan jaringan mereka.

Kasus ini terungkap atas kerjasama kepolisian dengan pihak Bea dan Cukai yang mengendus adanya pengiriman paket narkoba yang dibawa melalui penerbangan dari Kualalumpur ke Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, pada Kamis (5/1).

“Setelah dilakukan screening data, petugas menangkap penumpang perempuan berinisial KLV (warga Tanzania, 27 tahun),” kata Tito.

Dalam penangkapan KLV, disita barang bukti berupa 138 gram sabu dalam kemasan 20 kapsul dan tiga gram ganja. Barang bukti tersebut diselipkan KLV di pakaian dalamnya.

Selain itu, juga terungkap bahwa KLV menelan kapsul berisi sabu sebanyak 66 butir di tubuhnya.

Dari keterangan KLV, ia diperintahkan oleh kekasihnya, seorang WN Uganda bernama Bross yang tinggal di Malaysia, untuk membawa paket narkoba ke Indonesia.

“Bross memintanya menyerahkan paket narkoba ke anggota sindikat lainnya setibanya KLV di Indonesia,” ujarnya.

Kemudian, tim gabungan menangkap pelaku lainnya yang merupakan WN Nigeria yakni CCI dan MCA di sebuah restoran siap saji di Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Lalu CCI dan MCA diminta menunjukkan lokasi jaringan mereka ke Griya Mulia Kemayoran.

“Saat tersangka CCI dan MCA turun dari kendaraan, mereka langsung memberontak dan melawan petugas dan melarikan diri sehingga tim gabungan terpaksa melumpuhkan keduanya dengan tembakan sehingga akhirnya tewas,” katanya.

Atas perbuatannya, KLV dijerat dengan Pasal 114 Ayat 2 Jo Pasal 132 Ayat 2 UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat enam tahun dan paling lama 20 tahun penjara.

 

*Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara