Jakarta, Aktual.co — Memaafkan seseorang yang pernah berbuat salah (zhalim) kepada kita, apapun bentuk kesalahannya merupakan amanat Islam dan sesuatu yang diperintahkan di dalam Al Quran yan mulia serta dicontohkan di dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Agung.
Memang berat pada awalnya, namun ganjaran pahalanya juga sangat besar dari Allah Ta’ala. Mari kita simak ayat dan hadits mulia berikut ini.
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ .. النور: 22
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan ke lapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya). Orang-orang yang miskin, dan orang-orang yang berhijrah pada di jalan Allah SWT, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nur: 22).
Kesempurnaan sikap memaafkan adalah bila dibarengi dengan perasaan lapang dada, yang menganggap seakan tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.
Kalau kita perhatikan ayat-ayat suci Al Quran, maka seorang Muslim diperintahkan untuk memaafkan dengan dibarengi lapang dada, mari kita perhatikan ayat di bawah ini.
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا [النور: 22]
“…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada…” (QS. An Nur: 22).
Di dalam ayat yang mulia ini terdapat pelajaran yaitu: Perintah untuk memaafkan dan lapang dada, walaupun yang didapatkan dari orang-orang yang pernah menyakiti kita.
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ [المائدة: 13]
“…maka maafkanlah mereka dan lapangkanlah dada, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Maidah: 13).
Ayat yang mulia ini memberi beberapa pelajaran. Diantaranya, sikap memaafkan yang dibarengi dengan perasaan lapang dada yang merupakan sifat seorang Muhsin. Seorang Muhsin keutamaannya adalah dicintai Allah Ta’ala. Dan, keutamaan orang yang dicintai Allah Ta’ala adalah masuk ke dalam Surga-Nya.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضى الله عنه قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « وَمَا أَعْدَدْتَ لِلسَّاعَةِ ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ».
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Seorang lelaki pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?” Beliau menjawab, “Apa yang telah kamu siapkan untuk hari kiamat?” Lelaki itu menjawab, “Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maka sungguh kamu akan bersama yang kamu cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim).
(Sumber: Pengusaha Muslim)
Artikel ini ditulis oleh: