Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong agar sektor pertanian diminati oleh kalangan anak muda atau generasi milenial. Sebab, menurut data yang diungkapkan oleh Presiden Jokowi, saat ini jumlah petani di Indonesia masih didominasi oleh kalangan berusia 45 tahun ke atas atau sebanyak 71%. Sementara untuk petani muda yang usianya di bawah 45 tahun, hanya 29%.
Untuk mewujudkan hal tersebut, sektor pertanian tentu harus lebih dulu menjadi profesi yang menjanjikan, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Karena selama ini, sektor pertanian seringkali mendapat stigma sebagai profesi ‘orang tua’ dan tingkat kesejahteraan yang pas-pasan.
Padahal, jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini merupakan salah satu penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Bahkan selalu tumbuh positif meski di tengah situasi pandemi COVID-19. Misalnya saja, pada kuartal II 2021, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mampu tumbuh 0,38 persen (yoy) atau Rp376,25 triliun. Jika dibandingkan dengan kuartal I-2021, pertumbuhan sektor ini mencapai 12,93% (qtq).
Selain itu, BPS juga mencatat nilai ekspor sektor pertanian pada bulan Juni 2021 mengalami kenaikan, yakni sebesar 33,04% (mtm) atau sebesar US$324 juta. Jika secara tahunan, ekspor produk pertanian tumbuh 15,19% (yoy). Kenaikan ini terjadi setelah komoditas tanaman obat, aromatik, rempah, kopi dan sarang burung walet memberi andil besar dalam ekspor selama Juni 2021.
Di sisi lain, BPS mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada bulan Mei 2021 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Bahkan, kenaikan ini terjadi secara konsisten yang dihitung sejak Oktober 2020 hingga Mei 2021. Jika menilik angkanya, NTP bulan Okteber 2020 mencapai 102,25, kemudian pada November mencapai 102,86, Desember 103,25, Januari 103,26, Februari 103,10, Maret 103,29, April 102,93 dan bulan Mei tahun ini mencapai 103,29 atau naik sebesar 0,44 persen.
Begitupun dengan nilai tukar usaha petani yang naik konsisten sejak Oktober 2020, yakni sebesar 102,42. Lalu pada November mencapi 103,28, Desember 104,00, Januari 104,01, Februari 103,72, Maret 103,87, April 103,55 dan Mei bulan ini angkanya mencapai 104,04 atau naik 0,48 persen.
Tak ayal jika sektor pertanian kini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional, sebab daya tahan sektor ini telah teruji meski di masa pandemi. Selain memang kondisi geografis Indonesia yang mendukung untuk sektor pertanian, banyak juga produk-produk pertanian yang diminati oleh negara-negara lain di dunia.
Oleh sebab itu, melihat capaian-capaian yang positif pada sektor pertanian ini, maka penting mendorong generasi milenial untuk terjun langsung meneruskan profesi petani (regenerasi). Pasalnya banyak peluang yang bisa dikembangkan dalam bisnis pertanian, apalagi sudah banyak dukungan dari pemerintah yang diberikan, seperti ketersediaan benih, irigasi, bahkan kecanggihan teknologi berupa alat sistem pertanian (alsintan).
Namun sulit rasanya jika kita hanya mengandalkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian, untuk mendorong anak-anak muda menjadi petani milenial. Perlu adanya dukungan dan kerjasama antarpihak. Mulai dari eksektutif, legislatif, hingga akademisi, terutama sektor perbankan dalam membantu memberikan bantuan permodalan dalam bentuk Kredit dengan bunga yang ringan dan gampang untuk diakses.