Hadis ini menganjurkan kita supaya menjadi makhluk yang penyayang. Dengan menyayangi makhluk yang ada di bumi baik tumbuhan, hayawan, dan manusia maka para penghuni langit seperti para malaikat dan arwah para nabi akan menyayangi dan mendoakan kebaikan bagi kita semua.
Ada banyak kisah yang bisa dijadikan teladan penting tentang makna sifat penyayang ini. Di antara yang masyhur adalah kisah Umar Ibnu Khattab dan imam Al-Ghazali.
Pertama, kisah Sayyidina Umar menebus seekor burung pipit dari tangan anak-anak yang sedang mempermainkan dan menyakitinyanya. Lalu burung itu dilepas oleh Umar sehingga menjadikan sosok Umar sebagai golongan ahli surga, sebab burung tersebut. (mawa’idz ushfuriyah hal 7)
Kedua, tentang Imam Al-Ghazali.
Beliau membiarkan seekor lalat meminum dari tintanya, sehingga perbuatan tersebut menjadikannya masuk surga karena kasih-sayang Al-Ghazali kepada lalat yang kehausan tersebut. (nashaihul ‘ibad hal 3)
Dua kisah di atas mencerminkan bahwa terkadang banyaknya amal ibadah yang kita lakukan tidak bermakna apa-apa dihadapan Allah dibandingkan dengan menolong atau mengasihi makhluk yang membutuhkan bantuan dan pertolongan.
Jika menolong hewan kecil saja dapat memasukkan seseorang ke surga, bagaimana jika pertolongan itu diperuntukkan bagai manusia lain yang menderita. Meskipun kita tidak di beritahu di antara semua amal yang kita lakukan, yang manakah yang dapat menghantarkan kita ke surga.
Artikel ini ditulis oleh: