Medan, Aktual.com — Empat bersaudara anak dari pasangan suami-istri Mujiman 66 tahun, dan Suratmi 58 tahun warga Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menderita “lumpuh layu” sejak bayi.

Keluarga Mujiman menempati satu unit rumah permanen di Jalan Hati Rongga, Desa Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, dari bantuan lembaga keagamaan.

Suwito 37 tahun, Adi 29 tahun, Rian 24 tahun harus menggunakan kekuatan tangan untuk berjalan, sedangkan Sanrol 22 tahun, sama sekali tidak bisa bangun.

“Semua anak laki-laki kami tidak bisa jalan sejak bayi, yang perempuan tiga orang sehat-sehat, normal,” ujar Suratmi ketika ditemui, Minggu (24/1).

Suratmi mengatakan, anak laki-laki, Amjah kelahiran tahun 1984 yang juga lumpuh layu, telah meninggal. Suratmi mengaku tidak tahu penyebab ke lima anak laki-lakinya tidak bisa berjalan sampai dewasa, karena kakinya tidak berkembang.

“Ketika seumuran berjalan, kami coba berdirikan, tetapi tidak mampu. Katanya karena polio, pastinya saya tidak tahu,” katanya.

Suratmi praktis tidak bisa membantu menambah pendapatan keluarga, karena mengurus ke empat anaknya seperti anak bayi. “Ayahnya hanya bekerja di pencucian mobil dan kereta dengan penghasilan Rp30.000 sehari,” kata Suratmi.

Keluarga ini terdaftar sebagai penerima bantuan dari Dinas Sosial dengan besaran Rp300.000, yang diterima enam sampai delapan bulan sekali.

Pangulu (Kepala Desa) Pematang Simalungun, Simon P Ginting berharap para dermawan meringankan beban untuk perpanjangan hidup keluarga Mujiman.

“Pemerintah tetap mendaftarkan dan memberi bantuan melalui program sosial, seperti raskin,” sebut Simon.

Kepala Dusun Huta VIII, Amiruddin Damanik mengatakan, masyarakat sekitar kerap memberikan bantuan kepada keluarga ini.

Bahkan sebelum mendapat bantuan untuk menempati rumah pada delapan tahun lalu, masyarakat menyewakan tanah dan membangun rumah seadanya untuk mereka.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu