Jakarta, Aktual.co — Munculnya nama Sri Mulyani menjadi nominator calon menteri di kabinet Joko Widodo (Jokowi) begitu mengagetkan. Betapa tidak, nama SMI ini begitu erat dengan sebutan ‘Srikandi Centurygate’.
“Kita sudah sama-sama tahu bagaimana rekam jejak Sri Mulyani ‘Srikandi Centurygate’. Masih segar ingatan kita, jelang Pemilu 2009 muncul skandal keuangan negara bernilai Rp 6,7 triliun melalui bailout Bank Century pada November 2008,” kata Lamen Hendra Saputra Ketua Umum LMND dalam siaran pers yang diterima redaksi, Kamis (15/10).
Skandal ini, sambungnya, melibatkan Menkeu saat itu, Sri Mulyani di era rezim SBY-JK. Dalihnya, penyelamatan ekonomi negara di tengah krisis finansial global.
“Nah, atas ”jasa” keberhasilan SMI membobol uang negara, maka kemudian SMI ”dihadiahi” jabatan sebagai direktur pelaksana World Bank,” tegasnya.
Kepada perwakilan donor Amerika Serikat, Sri Mulyani juga memberikan jaminan investasi, begitu juga soal pajak dari kontrak karya di Indonesia. Ini sebagai respon Sri Mulyani atas keluhan investor Amerika, seperti Chevron Indonesia Company dan PT Chevron Oil Products Indonesia, PT Ford Motor Indonesia, PT McDermott Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, dan PT Dowell Anadrill Schlumberger.
“Pengangkatan Sri Mulyani sebagai direktur pelaksana World Bank merupakan kesepakatan rejim SBY-Boediono dengan World Bank dan upaya penyelamatan dari skandal bailout Bank Century, sekaligus keberadaan Sri Mulyani memperlancar kepentingan pinjaman utang World Bank pada pemerintah RI untuk mengatasi defisit APBN, agar liberalisasi ekonomi di Indonesia tidak terhambat,” sambungnya.