Nafs tersebut mengikuti kalbu untuk naik menuju surga alam kesucian yang bersih dan terhindar dari segala kotoran. Nafs muthma’innah selalu tekun mengerjakan ketaatan, serta merasa tenteram bersama Allah Dzat Yang meninggikan derajat kemuliaan.

Sehingga Allah Swt berseru kepadanya, “Wahai nafs muthma’innah, kembalilah pada Tuhanmu dalam kondisi ridha dan mendapat ridha. Masuklah sebagai hamba-Ku, serta masuklah ke dalam surga-Ku.” (Q.S. al-Fajr [89]: 29-30).

—Syekh Ibnu Atha’illah dalam Miftah al-Falah wa Misbah al-Arwah

Laporan: As’ad Syamsul Abidin

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid