Maulana Syekh Dr Yusri Rusydi Sayyid Jabr Al Hasani didampingi Khodimu Zawiyah Arraudhah KH Muhammad Danial Nafis dan jemaah melaksanakan Dzikir dan Sholawat usai acara Multaqo al-'Ilmi Wa Adz-Dzikr al Alami di Zawiyah Arraudhah, Jalan Tebet Barat, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2018). Hadroh Usbuiyah li Thariqati Shiddiqiyah Syadzilliyah ini dilaksanakan rutin setiap Kamis malam di Zawiyah Arraudhah. AKTUAL/Tino Oktaviano

JAkarta, Aktual.com – Jalan pertama yang harus dilalui seorang salik adalah pergi menuju Allah Swt. Sebab, petunjuk hanya milik Allah. Seperti dikatakan Nabi Ibrahim as., “Aku pergi menghadap kepada Tuhanku. Dialah yang akan memberi petunjuk kepadaku.” (Q.S. al-Shaffat [37]: 99).

Ketika pergi menuju Allah Swt telah mantap dan berlangsung secara kontinyu sampai menjadi kebiasaan yang melekat kuat, naiklah ia menuju alam yang paling tinggi seraya menyaksikan hal hakiki yang paling suci.

Gambaran alam malaikat tertanam kuat dalam dirinya dan kesucian lahut tampak jelas dihadapannya.

Hal pertama yang tampak di alam tersebut adalah substansi malaikat serta alam roh para nabi dan wali dalam bentuk yang sangat indah.

Dengan perantaraannya, ia bisa mengetahui berbagai hakikat yang ada. Itulah yang terdapat di awal perjalanan sampai pada tingkatan yang sulit digambarkan.

Dalam segala sesuatu al-Haq tampak secara jelas. Inilah hasil dari esensi dzikir.

Tahap pertama adalah dzikir lisan. Kemudian dzikir kalbu yang cenderung diupayakan dan dipaksakan. Selanjutnya, dzikir kalbu yang berlangsung secara lugas, tanpa perlu dipaksakan. Serta yang terakhir adalah ketika Allah sudah berkuasa di dalam kalbu serta sirnanya dzikir itu sendiri.

Inilah rahasia dari sabda Nabi Saw., “Siapa ingin bersenang-senang di taman surga, perbanyaklah mengingat Allah Swt”

Juga sabda Nabi Saw , “Dzikir diam (khafiy) tujuh puluh kali lebih utama daripada dzikir yang terdengar oleh para malaikat pencatat amal.”

—Sidy Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandary Ra. dalam Miftah al-Falah wa Misbah al-Arwah.

Asad Syamsul Abidin

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid