Siluet sejumlah Jamaah Majlis Dzikir Ikhwanusshofa melakukan ziarah kubur di makam Mbah KH Husen, salah satu penyebar Agama Islam di Pantai Utara Jawa, Pamanukan, Subang, Jawa Barat, Minggu (29/4). Ziarah tersebut merupakan salah satu tradisi menjelang bulan suci Ramadan. AKTUAL/Istimewa

Jakarta, Aktual.com – Menurut Syekh Ibnu Atha’illah, nafs adalah unsur (hai’ah) berjenis uap yang lembut dan membawa potensi kehidupan, perasaan, dan gerakkan kehendak.

Allah Yang Maha Bijaksana menyebutnya dengan roh hewani. Ia merupakan instrumen perantara antara kalbu—sebagai nafs yang berbicara—dan badan.

Ada yang berpendapat bahwa nafs itulah yang dalam Al-Quran disebut dengan pohon zaitun sebagai pohon yang penuh berkah, tidak tumbuh di sebelah timur atau di sebelah barat.

Sebab, dengan nafs manusia bisa bertambah mulia dan suci. Selain itu, ia tidak berasal dari penjuru timur alam ruh semata atau penjuru barat tubuh yang padat.

Nafs ada yang bersifat ammarah (memerintah), lawwamah (suka mencaci), dan muthma’innah (tenteram).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid