Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Nila Djuwita F Moeloek meminta semua pihak yang bergerak di bidang kesehatan untuk mempersiapkan diri agar bisa bersaing dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

“Meskipun belum ada standar yang jelas bagaimana pelaksanaan MEA dalam bidang kesehatan ini, namun kita harus bersiap,” kata ia saat membuka kegiatan pertemuan koordinasi kesehatan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di Hotel Mercure, Minggu (21/2) malam.

Ia menjelaskan, dalam era saat ini, masyarakat negara-negara ASEAN dapat keluar masuk negara lain untuk mendapatkan akses kesehatan.

Namun, ia menilai belum tentu dokter antar negara juga mau ikut serta saling bertukar jasa.

“Yang jelas kita harus tetap meningkatkan kualitas diri agar memiliki daya saing,” ujar ia menambahkan.

Ia berharap, dalam pertemuan yang dilaksanakan, dilakukan saling tukar informasi untuk meningkatkan pengetahuan bersama terkait bidang kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar sekaligus ketua panitia kegiatan pertemuan koordinasi kesehatan Sumbar tersebut, Rosnini Savitri menyebutkan kegiatan yang dilaksanakan pada 21 hingga 22 Februari 2016 itu diikuti sekitar 350 orang.

Jumlah tersebut terdiri dari 19 orang kepala Dinkes kabupaten/kota Sumbar, 21 orang Dirut rumah sakit se-Sumbar serta 265 orang yang terdiri dari kepala bidang, seksi serta pimpinan puskesmas se-Sumbar.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat meningkatkan koordinasi terkait kesehatan mulai dari bawah hingga ke atas,” katanya.

Ia berharap setiap anggota dapat saling bertukar pikiran dan memanfaatkan even tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah di lapangan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan masih banyak kabupaten/kota Sumbar yang perlu perhatian lebih terkait kesehatan.

Ia menegaskan Dinkes setempat perlu benar-benar serius menangani masalah kesehatan terutama di tiga daerah tertinggal yakni Kabupaten Mentawai, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat.

Selain itu, Sumbar juga harus benar-benar memberdayakan 268 puskesmas dan 53 rumah sakit yang tersedia di seluruh kabupaten/kota.

“Termasuk perlu mewujudkan RS M Jamil untuk dapat menjawab tantangan sebagai RS rujukan nasional,” ujar ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara