Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pandangannya saat rapat paripurna DPR di gedung, Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/9/2018). Menkeu menegaskan krisis di sejumlah negara berkembang berpengaruh terhadap perekonomian negara sekawasan lainnya, termasuk Indonesia. Hal ini diungkapkan untuk menanggapi sejumlah anggota dewan yang menilai pemerintah tidak jujur karena menyalahkan krisis di negara lain dalam menyikapi gejolak perekonomian dalam negeri. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan langkah yang dilakukan Bank Sentral AS (The Fed) untuk menurunkan suku bunga acuan merupakan upaya mengantisipasi perlemahan ekonomi di AS.

Dalam menghadapi kondisi ini, ia memastikan, pemerintah Indonesia bersama otoritas terkait terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga kinerja perekonomian nasional .

“Kita tetap steady melihat mereka mau kemana, apa yang harus kita lakukan agar memperkuat perekonomian (nasional),” kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (19/9).

Sri Mulyani menjelaskan saat ini seluruh dunia sedang berupaya untuk beradaptasi atas dinamika perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian.

Oleh karena itu, menurut dia, setiap negara menyiapkan berbagai langkah antisipasi terhadap dampak dari kebijakan fiskal dan moneter dari negara maju lainnya.

Respon ini, tambah dia, harus dilakukan agar kebijakan ekonomi di negara lain tidak berdampak negatif ke situasi domestik.

Langkah antisipasi ini juga diperlukan agar pemerintah tidak terus-menerus melahirkan kebijakan yang reaktif dalam menyikapi suatu kejadian.

“Setiap negara berbeda, dari AS, tanda-tanda perlemahan terlihat tahun depan. Jadi mereka harus merespon dari sekarang. Ini policynya tidak berdiri sendiri,” ujarnya.

Sebelumnya, The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2 persen pada pertemuan 17-18 September 2019.

Dengan penurunan ini, The Fed memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh lebih baik, yaitu 2,2 persen pada 2019 dari proyeksi Juni lalu 2,1 persen.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin