Jakarta, Aktual.com — Tantangan perekonomian Indonesia ke depan semakin berat. Pasalnya ada beberapa tantangan seperti pengaruh sentimen global seperti kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang memicu penarikan dolar dalam jumlah yang besar. Selain itu, dampak gagal bayar utang Yunani juga berimbas ke perekonomian Indonesia.

“Ini lebih kepada confidence market global. Kita harus punya persiapan yang kuat seperti penguatan fundamental makro,” ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, di Jakarta, Rabu (24/6).

Menurutnya, dampak dari gagal bayar utang Yunani berimbas ke seluruh dunia, tidak hanya di beberapa negara, bahkan sampai ke Indonesia. kondisi perekonomian global tersebut berpotensi menekan laju rupiah sehingga pemerintah tahun depan memperkirakan rupiah di posisi Rp13.400.

“Posisi Rp13.400 itu masih berupa range (kisaran), nanti titiknya kita tentukan pada 14 Agustus mendatang. Untuk menjaga nilai tukar, ya kita jaga pada fundamental makro. Namun yang paling penting adalah menjaga defisit transaksi berjalan,” tambahnya.

Menurutnya, sejauh semua variable-variable dalam kondisi yang bagus, kecuali nilai tukar rupiah. Namun Pemerintah berupaya untuk tidak volatile lagi. Melihat perekonomian Indonesia ke depan, Pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi di angka 5,5-6%.

“Kita coba melihat realistis saja, mungkin kondisi tahun depan tidak sebaik yang kita bayangkan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka