Jakarta, aktual.com – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meminta agar media nasional tetap menjaga kredibilitas. Ia menyerukan penguatan kolaborasi antara pemerintah dan media nasional demi menjaga ruang digital yang sehat, aman, dan bebas dari hoaks serta konten merusak.
Menkomdigi Meutya juga menegaskan, media yang kredibel dan menjunjung tinggi etika jurnalistik tetap menjadi mitra strategis negara.
“Sekali lagi media yang baik, media yang sustain, media yang menjaga nilai-nilai etik jurnalistik itu adalah mitra strategis pemerintah,” tegasnya seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (12/6/2025). Lebih lanjut, Menkomdigi Meutya menguraikan tiga tantangan utama yang dihadapi industri media nasional di era disrupsi digital, yaitu persaingan yang kian ketat dengan platform digital global, fragmentasi audiens yang menuntut personalisasi, dan pergeseran konsumsi ke konten audio visual.
“Tiga tantangan ini membentuk lima tren utama, sekali lagi tadi saya sudah sebutkan personalisasi konten, monetisasi yang beragam, media tidak lagi bergantung kepada iklan saja. Kemudian tren berikutnya adalah dominasi konten video dan audio, seperti yang saya sampaikan tadi, penggunaan data intensif, lalu keempat dan kelima, kualitas dan kredibilitas, yang tetap menjadi pondasi utama,” terangnya.
Namun, Menkomdigi Meutya juga menambahkan ada peluang besar di balik tantangan itu. Data yang disampaikannya menunjukkan total belanja iklan media Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai US$ 744 juta. Angka ini menjadi indikasi kuat media nasional masih dipercaya sebagai kanal strategis oleh dunia usaha.
“Jadi untuk di Indonesia angkanya juga tetap besar, meskipun sekali lagi tadi ada tantangan shifting dari media mainstream kepada non-mainstream. Tentu peran Kementerian Komunikasi dan Digital juga menjadi penuh tantangan dalam terus menyemangati teman-teman di media masa,” paparnya.
Kementerian Komdigi, kata dia, terus menjalankan tiga agenda utama untuk memperkuat ekosistem media. Agendanya adalah literasi digital menyeluruh untuk membentuk masyarakat yang cerdas memilih informasi, etika dan tata kelola teknologi, termasuk pengawasan platform dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI), dan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) media agar insan pers siap menghadapi disrupsi.
“Agenda ini pada ujungnya bisa membentuk sebuah ruang digital yang lebih sehat. Kami meyakini ketika ruang digitalnya lebih aman dan lebih sehat, maka orang akan terus mencari media yang kredibel. Kalau kita terlalu banyak membiarkan hoax, membiarkan kejahatan di ruang digital termasuk judi online (judol), pornografi, dan sebagainya, maka orang juga tidak terbiasa untuk mencari sumber-sumber informasi melalui media yang jelas,” jelas Menkomdigi Meutya Hafid.
Selain itu, Kementerian Komdigi juga melakukan kerja sama dengan banyak media untuk menciptakan ekosistem media yang baik. Menurut Menkomdigi Meutya, Publisher Rights menjadi salah satu contoh aturan yang dikeluarkan pemerintah untuk terus membantu ekosistem media bisa bertahan dan bahkan bisa menjadi kuat di tengah tantangan yang luar biasa.
“Kita harus menjadikan pertemuan ini sebagai titik temu untuk titik tumbuh yang baru bagi media nasional di mana pemerintah, pelaku industri media dan masyarakat harus mengencangkan giat kolaborasi untuk menetapkan kerja sama-kerjas ama untuk menjaga ruang publik tetap sehat dan media terus menjadi pilar demokrasi serta penggerak ekonomi bangsa dengan inovatif dan semangat gotong royong,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano