Seorang warga sipil berlatih melempar bom molotov untuk mempertahankan kota, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, di Zhytomyr, Ukraina 1 Maret 2022. REUTERS/Viacheslav Ratynskyi

Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Jumat (25/3) mengatakan bahwa perundingan damai dengan Rusia sulit.

“Proses perundingan sulit sekali. Delegasi Ukraina telah mengambil posisi yang kuat dan tidak menyerah pada tuntutannya. Kami bersikeras, terutama, pada gencatan senjata, jaminan keamanan serta integritas wilayah Ukraina,” kata Kuleba lewat unggahan di Facebook.

Dia membantah laporan adanya kemajuan dalam menyelesaikan empat dari enam isu utama.

“Tidak ada konsensus dengan Rusia mengenai empat poin,” katanya.

Kuleba lantas mencuit di Twitter bahwa “belum ada konsensus dalam perundingan” dan “Rusia berpegang teguh pada ultimatum.”

“Untuk menstimulasi pendekatan yang lebih konstruktif kami memerlukan dua hal: sanksi tambahan dan bantuan militer tambahan untuk Ukraina,” kata dia menambahkan.

Sebelumnya sejumlah media Turki, termasuk NTV, mengutip Presiden Tayyip Erdogan yang mengatakan bahwa sejumlah kemajuan dalam perundingan damai Rusia-Ukraina telah dicapai.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Nurman Abdul Rahman