Jakarta, Aktual.com – Isu reshuffle kabinet semakin kencang terdengar di masyarakat. Kali ini isu mengerucut pada nama-nama menteri yang akan dirombak oleh Presiden Jokowi.

Sejumlah menteri disebut-sebut layak untuk direshuffle oleh presiden karena kinerjanya yang dinilai lamban, bahkan keluar dari visi misi Trisakti dan Nawacita.

Partai PAN dan Demokrat yang pada pilpres lalu berada diseberang Jokowi-JK, kini membuka pintu untuk bergabung dengan pemerintah (Baca: Santer, PAN dan Demokrat Akan Gabung ke Kabinet).

Kader PAN Yandri Susanto menegaskan bahwa kader PAN siap diajak bergabung masuk dalam jajaran kabinet pemerintahan Jokowi-JK, jika diminta oleh Presiden Jokowi.

“Kita tunggu saja kabar dari Pak Jokowi apakah PAN benar-benar diajak. Setelah itu kita sikapi secara resmi melalui mekanisme di partai,” kata Yandri.

Senada dengan itu, politisi Demokrat Ruhut Sitompul membeberkan bahwa benar partai yang dipimpin Mantan Presiden SBY itu sedang melakukan komunikasi dengan Presiden Jokowi.

Ruhut membantah saat disinggung mengenai dirinya yang bakal masuk dalam jajaran kabinet. Kendati demikian, Ruhut mengaku siap jiika nantinya ditugaskan oleh partai.

“Yang tahu ketua umum saya dan pak Jokowi. “Gimana kata partai aku, kalau diminta, aku akan melaksanakan,” ujar Ruhut.

Lalu, siapa menteri yang akan digusur dari kursi menteri oleh presiden, apakah dari kalangan partai pendukung atau dari kalangan profesional non parpol?

Selain Menteri BUMN Rini Soemarno, Menpora Imam Nahrowi (PKB) dan Menko Polhukam Tedjo Edhy (Nasdem) masuk dalam daftar menteri yang ‘masuk kotak’.

Wakil Ketua Komisi X Ridwan Hisjam sebelumnya mengatakan bahwa dirinya mendengar kabar bahwa PDIP tengah menyiapkan pengganti Imam Nahrowi sebagai Menpora (Baca: Komisi X DPR RI Terima Sinyal Menpora Diganti).

“Setahu saya Utut Adianto akan gantikan Imam,” ucapnya, beberapa waktu lalu.

Sementara, Polcomm Institute mencatat nama Tedjo Edhy dalam rilis sejumlah nama menteri ‘Kabinet Kerja’ yang dianggap memiliki kinerja negatif selama enam bulan pemerintahan.

Tedjo dinilai mendapat porsi kinerja negatif karena blunder soal kisruh KPK-Polri (Baca: Berikut Menteri-menteri Yang Layak Di-Reshuffle).

Dengan demikian, besar kemungkinan ada dua menteri dari parpol pendukung pemerintah (KIH) yang ‘ditukar’ dengan parpol diluar KIH.

Diketahui, Presiden Jokowi sudah menerima laporan kinerja seluruh menteri beberapa hari lalu. Bahkan, beberapa menteri dinilai sudah mendapat peringatan ‘rapor merah’ yang bisa menjadi indikasi untuk dilakukan perombakan (Baca: Terima Laporan Menteri, Jokowi Sebut Ada Kementerian yang Dapat Rapor Merah).

“Saya itu selalu mengevaluasi baik lewat laporan, juga saya cek dilapangan, progres yang saya perintahkan seperti apa. Contoh seperti yang di Lampung, setelah ground breaking pun tetap saya cek setelah 2,5 bulan. Saya cek lapangan juga, laporan juga, perkembangan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan juga,” kata Jokowi.

Artikel ini ditulis oleh: