Jakarta, Aktual.com — Kepada Menteri Urusan Haji Saudi Bandar Muhammad Hajjar, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin juga menanyakan perkembangan pengurusan santunan bagi jemaah Haji yang menjadi korban jatuhnya crane di Masjidil Haram. Ada 61 korban dari Indonesia, terdiri dari 12 orang wafat, dan 49 luka-luka. Pemerintah Arab Saudi menjanjikan untuk memberikan santunan kepada mereka.

“Menteri Urusan Haji Saudi tegas mengatakan bahwa realisasi pencairan ini sudah mendekati penyelesaian akhir dari seluruh rangkaian tahapan yang cukup panjang. Dua Kementerian yang mengurus ini, yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri, pada saatnya akan menyampaikan secara resmi dan merealisasikannya,” jelas Menag.

“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, semua jamaah dari berbagai negara yang menjadi korban akan mendapatkan santunan,” tambahnya.

Selain itu, Menteri Haji Saudi mengapresiasi usulan perbaikan layanan yang disampaikan Indonesia. Bahkan, tenda Arafah mulai tahun ini akan dipasang sejak tanggal 01 Djulhijjah (delapan hari sebelum puncak Haji, red) dan Indonesia diminta untuk mengecek langsung.

“Jika ada tenda yang dinilai kurang kokoh, mereka akan memperbaikinya,” kata Menag.

“Ada 30 – 35 Maktab dari total 57 Maktab Indonesia yang AC-nya akan diperbaharui,” katanya lagi.

Selain bertemu Menteri Urusan Haji, Menag juga melakukan pertemuan dengan Muassasah, baik Muassasah Asia Tenggara yang ada di Mekah maupun Muassasah Al Ahliyah al Adilla di Madinah.

Muassasah adalah lembaga di luar Pemerintah yang mendapat kewenangan penuh dari Saudi untuk mengurus para jemaah. Kedua lembaga ini melayani hal ihwal jemaah yang terkait dengan dokumen, pemondokan, katering transportasi darat, dan lainnya.

“Dari pertemuan itu, disepakati adanya upaya peningkatan layanan agar lebih baik,” jelas Menag.

Menag juga bertemu Direktur Utama Bandara Amir Muhammad dan Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Sofyan Abdussalam. Kedua belah pihak sepakat bahwa jemaah Haji yang diberangkatkan pada gelombang pertama akan mendarat di Bandara AMAA Madinah seperti pada tahun lalu. Kesepakatan ini penting agar jemaah Haji Indonesia tidak mengalami kelelahan setelah melakukan perjalanan panjang dari Tanah Air menuju Tanah Suci.

Selain itu, jemaah Haji yang diberangkatkan pada gelombang kedua juga akan bertolak dari Bandara AMAA Madinah menuju Tanah Air.

“Jadi, 50 persen tiba di Madinah, 50 persen pulang dari Madinah,” jelas Menag.

Menag menilai kunjungan kerja ini kali berjalan sukses. Menteri Urusan Haji Saudi bahkan secara eksplisit mengapresiasi jemaah Haji Indonesia karena dinilai tertib dan taat terhadap aturan di Kerajaan Saudi.

Apresiasi yang sama disampaikan Dirut Bandara AMAA Madinah. Dia menilai, Indonesia sebagai negara terbaik dalam mengorganisasi para jemaah Haji sehingga tercepat pengurusannya. Sejak jemaah keluar dari pesawat sampai dengan meninggalkan Bandara.

Artikel ini ditulis oleh: