Surabaya, Aktual.com — Meskipun sudah ada aturan yang melarang pemotongan sapi betina, namun beberapa Rumah Potong Hewan (RPH) di Surabaya masih banyak yang melanggar.

Tidak hanya sapi betina produktif, sapi perah dan sapi bakal calon siap potong, hampir tiap hari disembelih.

Salah satu jagal sapi di RPH penggirian Surabaya, Apriyiadi, mengatakan dari kisaran 120 ekor sapi yang dipotong setiap harinya, hampir lebih 50 persen ekor diantaranya adalah sapi betina produktif.

“Ya kita tahu kalau sapi betina tiidak boleh dipotong. Tapi kerja kita kan memotong hewan. Kalau hewan sampai di RPH, ya harus dipotong,” kata Apriyadi, (24/8).

Apriadi mengatakan, sebelumnya pernah ada sidak dari Dinas Peternakan, tapi saat itu belum ada sanksi. Kendati demikian, para penjaga sapi tetap melaksanakan tugasnya memotong sapi, meskipun betina atau sapi perah.

Sementara, sebagai pemasok Sapi ke RPH, Ketua Perhimpunan Pedagang Sapi Jawa Timur, Munthowif, mengakui adanya sapi-sapi betina produktif yang dipotong. Jika akumulasi dengan beberapa RPH di Surabaya, sehari bisa terjadi 70 sampai 80 ekor sapi betina yang dipotong.

Pedagang sapi sengaja memasok sapi betina, sapi perah lantaran keterbatasan jumlah sapi siap potong di Jawa Timur.

Jika hanya menjual sapi jantan siap potong saja, maka yang terjadi justru kelangkaan sapi dan berpotensi kenaikan harga daging yang cukup tinggi.

Dari data himpunan pedagang sapi, di Jawa timur ada sekitar 4 juta ekor sapi. Tetapi jumlah sapi jantan siap potong, hanya 350 ribu ekor. Sisanya adalah sapi betina, sapi perah, sapi anak-an yang semuanya dilarang untuk dipotong.

“Sementara kebutuhan daging sapi untuk masyarakat jawa timur mencapai 400 ribu ekor,”

“Seharusnya kalau jatim kurang stok sapi, sapi tidak boleh keluar. Tapi kenyataannya banyak yang dikirim ke luar lewat jalan tikus. Saya tidak paham, apa pemerintah tidak yahu, atau anak buahnya yang tidak patuh pada atasannya,” terangnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan