Pedagang membersihkan cabai rawit di Pasar Beringharjo, DI Yogyakarta, Rabu (4/1). Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional kota Yogyakarta melonjak dari harga Rp.32 ribu menjadi Rp.90 ribu dipicu hasil panen membusuk karena musim penghujan. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pd/17.

Karawang, Aktual.com – Dinas Ketahanan Pangan Karawang mengimbau masyarakat tidak mengonsumsi cabai busuk, akibat harga cabai mencapai puluhan ribu rupiah.

“Jangan lah (mengonsumsi cabai busuk). Kita khawatir kalau tetap dikonsumsi akan mengganggu kesehatan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan setempat Abdul Aziz, di Karawang, Senin (9/1).

Untuk mengatasi terjadinya kenaikan harga cabai, masyarakat tidak harus mengonsumsi cabai busuk yang harganya juga masih mahal. Tapi yang lebih penting, melakukan gerakan menanam cabai di pekarangan rumah.

“Lebih bagus warga mulai menanam cabai di rumah. Jadi saat harga cabai naik, mereka tidak perlu bingung.”

Kenaikan harga cabai saat ini masih disebabkan minimnya pasokan dari sejumlah daerah sentral cabai ke sejumlah pasar induk yang menjadi langganan para pedagang tradisional di Karawang.

Jika pasokannya sudah aman, secara otomatis harganya akan normal kembali.

Sementara itu dikabarkan, mengakali mahalnya harga cabai rawit yang naik hingga mencapai Rp130 ribu per kilogram, sejumlah warga Karawang memilih untuk membeli cabai busuk, karena itu jauh lebih murah.

Kondisi tersebut diakui seorang pedagang di Pasar Baru Karawang, Iwan. Dikatakan, tingginya harga cabai rawit saat ini membuat sejumlah warga terpaksa membeli cabai busuk.

“Memang saat ini banyak juga warga yang membeli cabai rawit busuk. Belinya tidak banyak, hanya seperempat, kadang itu pun mereka campur dengan cabai rawit yang masih bagus,” kata dia.

Saat ini harga cabai rawit Rp130 ribu per kilogram, karena memang permasalahan pasokan yang kurang dari pasar induk. Kalau cabai rawit busuk dijual setengahnya, dari Rp50 ribu hingga Rp65 ribu per kilogram.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu