Bentrokan dua-hari belum lama ini antara pasukan keamanan dan pelaku teror yang meletus pada 20 Oktober menewaskan 16 polisi dan melukai 13 orang di Gurun Wilayah Barat di dekat Jalan Raya Al-Wahat di pinggir Kota Giza, sebelah selatan Ibu Kota Mesir, Kairo.

Belakangan, serangan udara militer terhadap satu lokasi di dekatnya, daerah pegunungan di Provinsi Fayoum di bagian barat Mesir di sebelah selatan Kairo, menewaskan banyak pelaku teror yang terlibat dalam serangan anti-polisi. As-Sisi pada Rabu mengungkapkan hanya satu dari mereka ditangkap hidup-hidup dan ia bukan warga negara Mesir, dan menyatakan semua 13 gerilyawan tewas.

Gurun Barat Mesir juga menyaksikan serangan teror yang menewaskan tak kurang dari 21 prajurit pada Juli 2014. Pada Februari 2015, gerilyawan IS menyiarkan rekaman video yang memperlihatkan 20 orang Mesir yang dipenggal di dekat Kota Sirte, yang kacau di Libya.

Negeri tersebut telah bekerjasama dengan negara tetangga Libya untuk mencapai penyelesaian politik di Libya, yang dicabik perang saudara dan dikelola oleh dua pemerintah yang bertikai. Satu kelompok memerintah Ibu Kota Libya, Tripoli, di bagian barat-laut negeri tersebut, dan satu lagi memerintah di Kota Tobruk di bagian timur-laut negeri itu.

Mesir memandang kestabilan Libya perlu untuk memelihara keamanan nasionalnya sendiri, dan mengamankan perbatasan baratnya serta mengusir pelaku teror lintas-perbatasan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara