Petugas menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI 46, Jakarta Selatan. Nilai tukar rupiah melemah 22 poin atau 0,16% ke Rp13.390 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (4/7/2017). Nilai tukar rupiah melemah 22 poin atau 0,16% ke Rp13.390 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari ini, Selasa (19/12), masih akan melanjutkan pelemahannya. Hal ini terjadi karena sentimen positif dari dalam negeri itu masih minim, sementara di ranah global USD kian perkasa.

Mengutip Bloomberg hari ini, rupiah dibuka ke posisi 13.583 atau menguat tipis 2 poin dari penutupan kemarin di level 13.581. Tren pelemahan masih terus terjadi. Dalam satu jam pertama, rupiah paling dalam terperosok ke angka 13.589.

Kondisi rupiah yang terus melemah ini, disebut analis pasar uang dari Samuel Sekuritas, Ahmad Mikhail karena minimnya sentiment positif dari dalam negeri. “Iya, minimnya sentimen positif dari dalam negeri kemungkinan juga masih jadi faktor pendorong pelemahan rupiah ini,” tandas dia di Jakarta, Selasa (19/12).

Pada penutupan perdagangan Senin (18/12) kemarin, Bloomberg mencatat mata uang rupiah melemah 11 poin atau 0,08 persen dengan berada pada level 13.581 per USD.

Sementara Yahoo Finance mencatat mata uang rupiah melemah lima poin atau 0,04 persen dengan berada pada Rp13.580 per USD. Sementara data Bank Indonesia (BI) merekam mata uang rupiah melemah 11 poin dengan berada pada Rp13.584 per USD.

Dengan kondisi pelemahan yang masih akan terjadi itu, ahmad memprediksi laju support rupiah akan berada di rentang 13.600 per USD. “Sementara laju resistance rupiah akan bergerak di kisaran 13.575,” kata dia.

Sejauh ini, dia melanjutkan, posisi USD sendiri diperkirakan terus menguat setelah Bank Sentral Eropa (ECB) tidak mengubah stance kebijakan moneternya serta mempertahankan program quantitative easing (QE) mereka.

Ditambah lagi, faktor inflasi yang masih cenderung stagnan di Eropa juga membuat laju USD masih perkasa. Penguatan dolar indeks juga dibantu dengan berlanjutnya stimulus moneter oleh bank sentral Jepang (BoJ).

“Dengan kondusu itu, rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahannya. Apalagi surplus neraca perdagangan yang turun serta kenaikan tingkat suku bunga Fed Fund rate diperkirakan masih akan menekan rupiah,” dia menegaskan.

Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: